Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3508
Rabu, 22 Rajab 1446
Shalat Meraih Kemenangan
Saudaraku, di samping fikih sosial, fikih lingkungan, fikih kesehatan dan fikih kebahagiaan dalam shalat, maka kini menyoal fikih kemenangan.
Shalat yang kita kerjakan saban hari, tentu tidak sebatas gerakan mekanik sebagai ibadah ritual untuk menggugurkan kewajiban semata, tetapi juga sebagai strategi ilahiyah untuk meraih kemenangan dalam hidup dan kehidupan, baik di dunia sekarang ini maupun apalagi di akhirat kelak. Dan dalam hal ini kita selalu diingatkan saat adzan berkumandang "hayya 'ala al-shalat hayya ‘ala al-falah”, mari shalat, mari menuju kemenangan.
Perhatikankah, setelah membesarkan Allah dengan lafald Allahu akbar, bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah asyhadu anlaa ilaaha illallah, bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw utusanNya asyhadu anna muhammadan rasulullah, kita diseru diajak untuk mematuhi titahNya, hayya 'ala al-shalat mari shalat, ya shalat agar memperoleh kemenangan hayya 'ala al-falah, bahagia hidup di dunia maupun di akhirat. Setelah memperoleh kemenangan dan merasakan kebahagiaan kita berseru akan kebesaranNya kembali Allahu akbar dan menegaskan tidak ada tuhan kecuali Allah laa ilaha illallah.
Melalui seruan menuju kemenangan tersebut seluruh orang beriman segera berbondong-bondong menuju masjid, langgar, meunasah, surau, balai, ruang-ruang di perkantoran tempat dilaksanakannya shalat untuk meraih kemenangan merasakan kebahagiaan. Kemenangan terhadsp siapa? Ya Kemenangan menundukkan egonya sendiri. Hal ini amat penting. Mengapa?
Ya, karena kemenangan atas egonya sendiri merupakan inti kesadaran akan penghambaan dirinya ke atas Rabbuna. Dan bukankah menjadi bagian penting dari keberhasilan spiritual yang dicapai melalui shalat? Dengan shalat yang dilakukan secara khusyuk, kita dituntun untuk melepaskan kesombongan, mengendalikan hawa nafsu, dan membangun hubungan yang lebih spesial dengan Allah, dirinya sendiri, dan orang lain. Ini adalah kemenangan sejati yang membawa kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup. Ya, inilah kemenangan tanpa mengalahkan siapapun, apalagi merendahkannya. Tetapi justru inilah kemenangan sejati, kemenangan yang membahagiakan.
Dengan demikian di samping merasakan kebahagiaan, kemenangan ini juga memvasilitasi diri dalam memenej diri dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, sehingga lebih bermakna dan penuh arti. Semoga
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3508