Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3510
Jumat, 24 Rajab 1446
Shalat itu Bukti Bersyukur
Saudaraku, muhasabah hari ini akan mengingatkan diri perihal shalat sebagai bukti mensyukuri karunia Ilahi. Mengapa? Ya, karena bersyukur itu kita berterima kasih kepada Allah atas segala limpahan karuniaNya, maka wujud nyatanya kita menaati titahNya. Di antaranya ya dengan mengerjakan shalat. Karena karunia Allah yang dilimpahkan kepada kita banyak sekali dan tidak ada jeda, maka shalat seyogyanya juga "banyak" dan terus dilakukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan untuk pelaksanaannya.
Shalat adalah bukti nyata dari rasa syukur seorang hamba kepada Allah atas segala nikmat yang telah dianugrahkan. Dalam Al-Qur'an Surat al-Kautsar, Allah berfirman
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ
Innaa a'taina kal kauthar (Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Fa salli li rabbika wanhar (Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Inna shani-aka huwal abtar (Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Dalam normativitas di atas di antaranya secara tegas dinyatakan bahwa Allah senantiasa melimpahkan karunia yang tak terhingga kepada hamba-hambaNya, sehingga saking luas dan banyaknya karunia itu digambarkan laksana telaga kautsar di surga. Ini untuk menggambarkan betapa nikmat, indah, berkah dan melimpahnya karunia Allah yang dianugrahkan kepada hamba-hambaNya. Kita dikaruniai nikmat berupa iman, Islam, ihsan, ikhlas, ilmu, amal shalih, rezeki yang banyak, kesehatan lahir batin, kesempatan, harta, tahta, keluarga, pasangan, anak, menantu, cucu, orangtua, guru, saudara, teman ... dan seterusnya.
Dan seandainya kita menginventarisir apalagi mengalkulasinya, niscaya tak akan sanggup melakukannya. Tetapi meskipun tak sanggup menghitungnya, sebaiknya kita berikhtiar mengingat satu persatu karuniaNya. Tujuannya apa? Ya, agar kita menyadari lalu mensyukurinya. Di antaranya yang paling penting meyakini dalam hati, mengikrarkan di lati misalnya dengan lafal alhamdulillah dan membuktikan dengan taat, di antaranya dengan shalat. Ya, kita dituntun untuk mensyukurinya dengan shalat dan berkurban (baca berbagi) pada sesama.
Dan di surat Ibrahim ayat 7 ditegaskan lagi bahwa dengan bersyukur, maka janji Allah justru akan menambah karuniaNya kepada kita. Allah berfirman yang artinya "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu." (QS. Ibrahim 7).
Di samping itu, dalam kaifiyatnya bukankah saat shalat ada posisi berdiri, rukuk, sujud dan duduk. Semua ini merupakan "bahasa terima kasih" atsu "bahasa syukur", bukti pengabdian, ketundukan, takdhim, hormat dan penyembahan. Apalagi dan terutama ketika kita sujud. Sehingga kita mewarisi ajaran "sujud syukur" meski dikerjakan di luar shalat. Hal ini jelas mengingatkan kepada kita ketika memperoleh nikmat atau kabar gembira maka kita pun bersyukur kepada Allah, ya kita sebaiknya melakukan sujud syukur.
Mari bersyukur agar mujur, mari shalat agar beroleh nikmat.
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3510