Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Ayyamul Bidh Ke-1, 13 Syakban 1444
Seimbang Tarikannya
Saudaraku, setiap diri manusia memiliki empat komponen penting, yaitu akal di kepala, hati di dada, dan syahwat di perut dan syahwat seksual di kemaluan. Jadi dua di bagian atas yakni akal dan hati, kebutuhannya bersifat immateri, dan kecenderungannya juga ke atas (baca karena kuatnya gravitasi langit). Sedangkan dua di bawah yakni perut dan kemaluan, kebutuhannya materi dan kecenderungan ke bawah (karena besarnya gravitasi bumi).
Karena kebutuhan hati dan akal bersifat immateri, maka akan ringan untuk naik meninggi menjadi mulia dan dimuliakan; terangkat dan diangkat; tinggi dan ditinggikan. Adapun kebutuhan perut dan seksual lebih bersifat materi, maka akan terasa berat, membebani memberatkan, bahkan ketika tidak dikendalikan ia akan jatuh tersungkur ditarik oleh bumi.
Nah apa ibrahnya? Ya, di antaranya manusia itu bisa tinggi nan mulia, bila tarikan dua yang di atas lebih dominan atau sangat kuat. Tetapi juga bisa rendah atau terjerembab menjadi hina, yakni ketika tarikan dua yang di bawah lebih besar.
Bila selama hidup di dunia ini, bisa memenuhi kebutuhan hatinya dengan iman, akalnya dengan ilmu pengetahuan dan dibuktikan dengan beramal shalih, maka akan diangkat derajatnya oleh Allah. Allah berfirman yang artinya Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Mujadalah 11)
Tetapi sebaliknya, bila di dunia ini lebih menuruti syahwat perut (harta dan tahta dengan tak peduli halal haram) dan syahwat seksual tanpa kontrol akal dan dipandu hati, maka ia bisa terjerembab atau tersungkur, terjun bebas ke bumi. Orang-orang seperti ini, di dunia saja akan menuai celaka atau masuk penjara, apalagi di akhiratnya. Manusia terjerembab ke asfala safilin yang rendah dan hina, bahkan melebihi binatang ternak (baca QS al-A'raf 179).
Nah, tarikan mana yang memengaruhi diri kita, tentu sangat bergantung pada ikhtiar dan garisan tangan yang tersedia. Semoga kita dianugrahi hati yang condong pada kebaikan. Allah berfirman yang artinya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (Qs. Al-Syams 8-10).
Sungguh beruntung orang-orang yang kecenderungannya ke atas, mensucikan hati memenuhinya dengan iman, mengasah akal memenuhinya dengan ilmu pengetahuan, mewujudkannya dalam amal shalih sehingga merahmati semesta. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian