Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3495
Kamis, 9 Rajab 1446
Shalat Mendidik Kesabaran
Saudaraku, di samping kedisiplinan dan kebersihan sebagaimana telah diingatkan dalam muhasabah yang baru lalu, shalat juga mendidik kita dan anak-anak kita untuk memeluk kesabaran. Kesabaran dalam menaati Allah, mengikuti sunah Nabi, menepati waktu, kesabaran mengijuti kaifiyatnya dan kesabaran untuk khusyuk.
Pertama, kesabaran dalam ketaatan hanya pada Allah. Tentu dalam mengerjakan petintah Allah seperti untuk dhslat berjamaah dan shalat yang indah itu perlu komitmen, butuh kesabaran sehingga ketaatan kepada Allah tetap istikamah.
Di samping itu shalat berfungsi sebagai pengingat untuk tetap sabar berbuat yang baik dan sabar menjauhi perbuatan buruk. Seseorang dilatih untuk sabar dalam menahan hawa nafsu
Kedua, mengikuti Nabi. Dalam praktik beragama, apalagi daat mengerjakan ibadah mahdhah seperti shalat, kita berikhtiar untuk mencontoh Nabi, baik tentang kaifiyatnya, gerakan, posisi maupun ketentuannya. Dan untuk ini kita bisa membaca hadits-hadits yang relevan dan pendapat para ahli hukum Islam, faqih, fuqaha, mazhab yang muktabarah. Dalam mempelajari ilmu tentang shalat ini tentu juga perlu kesabaran.
Kedua, kesabaran dalam menepati waktu shalat tentu menjadi penting. Apalagi waktu-waktu shalat sejatinya saat yang sangat signifikan karena terdapat perubahan alamiyah yang menyertsinya, sehingga kita umat Islam dituntun untuk siap, tetap eksis dan menyongsong masa depan yang lebih gemilang.
Keempat, kesabaran dalam mematuhi kaifiyat yang disyariatkan dalam penunaian shalat. Ya, shalat adalah ibadah mahdhah, oleh karenanya kita dituntun untuk istikamah mengikuti Nabi. Syarat, rukun dan urutannya musti dilakukan dengan baik, tumakninah dan tertib.
Kelima, kesabaran untuk khusyuk. Dalam hl ini dikarenakan kondisi internal dan atau eksternal kita seringkali menuntun kita untuk lebih ekstra hati-hati dan sabar agar khusyuk dapat diraih. Nah, tentu, ketika shalat, kita harus berusaha khusyuk meskipun ada gangguan dari lingkungan sekitar atau pikiran lain yang melintas. Ini merupaksn media untuk melatih kesabaran dalam menjaga fokus pada tujuan hidup.
Dengan demikian, melaksanakan shalat, kita tidak hanya beribadah kepada Allah, tetapi juga mendidik jiwa untuk sabar, tenang, dan tawakal dalam menghadapi segala situasi hidup. Nilai ini menjadi fondasi penting dalam membangun karakter yang kuat dan tangguh.
Nah, bukankah semua bentuk kesabaran yang bermuara pada titah shalat tersebut sangat signifikan untuk kita raih dan kita wariskan kepada anak-anak didik kita. Dengan pendekatan yang persuasif, istikamah dan kesabaran dalam mendidikkan shalat pada anak-anak (didik) kita, semoga anak-anak kita sedari dini mulai belajaf dan merengkuh kesabaran dalam kesehariannya. Aamiin
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3495