Shalat Mendidik Kedisiplinan

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3493
Selasa, 7 Rajab 1446

Shalat Mendidik Kedisiplinan
Saudaraku, bila aktivitas keseharian kita dijiwai oleh shalat dan berporos padanya sebagaimana telah diingatkan dalam muhasabah yang baru lalu, maka sejatinya kita sudah menanamkan sikap disiplin, baik untuk diri sendiri maupun untuk anak-anak (didik) kita. Mengapa? 

Ya, di antaranya karena pertama, dengan mengerjakan shalat berarti kita telah bersedia dengan sepenuh keyakinan hati dan kesadaran diri untuk memenuhi panggilanNya. Bila panggilan Allah Rabunna sudah dipenuhi, maka panggilan atau ajakan kebaikan dari sesamanya pasti akan dipenuhi. Bila panggilan Allah zat menciptanya saja dinomorduakan apalagi diabaikan, maka apatah lagi panggilan dari sesamanya. Makanya sikap samikna wa athakna terhadap titah shalat sejatinya muncul karena ada rasa tanggungjawab yang besar, komitmen yang tinggi dan pengendalian diri yang kuat, sehingga shalat dapat dikerjakan dengan seindah-indahnya.

Hanya dengan iman yang menghunjam kuat di dada yang mampu memvasilitasi diri untuk senantiasa suka bersimpuh di haribaanNya dalam shalat-shalat fardhu dan shalat-sunat lainnya. Kesehatan yang prima, kesempatan yang tersedia, kekayaan yang berlimpah, dan tahta yang tinggi, tidak menjanjikan ketaatan menunaikan shalat. Karena masih ada di antaranya orang yang badannya sehat tapi belum juga shalat;  ada di antaranya yang sejatinya sempat tapi belum juga shalat; ada di antaranya yang kaya harta dan tahta tapi belum juga tergerak shalat. Oleh karenanya shalat adalah hidayah, dan disiplin menegakkannya menjadi berkah.
 
Kedua, karena shalat juga memiliki waktu tertentu yang harus dipenuhi pada saatnya. Ketentuan ini tentu menjadi di antara media penting untuk mendidik sikap disiplin; anak-anak kita mampu menghargai waktu. Coba perhatikan betapa indahnya ketika pelaksanaan shalat dikerjakan pada waktu-waktu yang telah ditetapkan. Kedisiplinan ini dipastikan merefleksi pada agenda dan urusan lainnya. Dengan disiplin shalatnya, maka begitu juga selainnya;  disiplin bangun dini hari, disiplin masuk dan pulang kantor/kerja, disiplin membayar hutangnya, disiplin memenuhi janjinya dan disiplin atas semua kewajibannya.

Kedisiplinan penunaian shalat fardhu yang sudah dilakukan lima kali sehari semalam setiap hari, tanpa putus tanpa jeda dan diperindah dengan disiplin shalat tahajud, shalat rawatib, shalat sunat lainnya akan menciptakan konsistensi atau jiwa keistikamahan dalam ketaatan pada Allah ta'ala. 

Ketiga, karena dalam doktrin shalat, terdapat kaifiyat, SOP, tata cara dan syarat juga rukun tertentu yang harus dipatuhi, seperti keharusan suci, punya air wudhu, membaca bacaan tertentu, melakuka.gerakan tertentu dan semua dikerjakan secara tertib, menjadi instrumen pendidkan yang amat signifikan. Di antaranya hal ini mendidik kita dan anak-ansk kita untuk merengkuh sikap taat pada aturan dan pengendalian diri untuk mengikuti prosedur yang diajarkan oleh Rasulullah.

Dengan demikian, melalui titah shalat,  kita dan anak-anak kita tidak hanya memenuhi kewajiban ritual ibadah saja, tetapi juga memperoleh pelajaran berharga tentang kedisiplinan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ketika kedisiplinan sudah dibuktikan dalam penunaian shalat, maka akan merefleksi pada seluruh aktivitas kesehariannya. Aamiin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama