Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 10 Syakban 1444
Seimbang Membaca
Ayat Kauniyah & Qauliyah
Saudaraku, mengapa kita musti menyeimbangkan aktivitas fikir dan dzikir sebagaimana telah diingatkan dalam muhasabah yang baru lalu?
Ya di antaranya, karena Allah telah membekali potensi internal kepada kita yang memungkinkan untuk mengemban amanah itu, yakni akal untuk berpikir dan hati untuk berdzikir. Untuk ini Allah juga telah menurunkan tanda (baca ayat) yakni ayat kauniyah dan qauliyah. Nah, ayat-ayat kauniah sejatinya lebih memvasilitasi terutama aktivitas berpikir dan ayat-ayat qauliyah yang cenderung mengkondisikan aktivitas berdzikir.
Mengingat Allah menghamparkan ayat-ayat kauniyah di alam semesta dan memfirmankan ayat-ayat qauliyah di dalam al-Qur'an, maka tentu dihajadkan pada pembacaan kreatif atas keduanya secara seimbang. Kita sering mendengar tafakkur alam dan tadabbur al-Qur'an.
Allah berfirman yang artinya
1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Qs. Al-Alaq 1-5)
Titah membaca dalam normativitaa Islam tanpa menyebutkan obyek atau sasaran apa yang musti dibaca. Maka para ulama menyampaikan bahwa yang dibaca adalah ayat-ayat kauniah yang terbentang di alam dan ayat-ayat qauliyah yang tertulis di dalam al-Qur'an.
Pertama, membaca ayat kauniyah. Ayat kauniyah ini terbentang pada alam atau kosmos, baik alam kecil (mikro kosmos) yakni diri manusia dan pada alam besar (makro kosnos) yakni alam semesta.
Pembacaan kreatif atas alam semesta atau ayat-ayat kauniyah akan melahirkan ilmu akliyah yang menjadi dasar pengembangan sain dan teknologi. Dari aktivitas ini di antaranya lahir ilmu filsafat, logika, matematika, aritmatika, geografi, perbintangan, fisika, klimatologi, biologi, kimia, fisiologi, kedokteran, ekonomi, politik dan ilmu-ilmu akliyah lainnya.
Kedua, membaca ayat qauliyah. Pembacaan kreatif atas al-Qur'an atau ayat-ayat qauliyah akan melahirkan ilmu-ilmu naqliyah sebagai dasar tumbuh kembangnya iman ilmu dan amal shalih. Dengan pembacaan ini di antaranya melahirkan disiplin ilmu yang tentang al-Qur'an dan hadis seperti ulumul Qur'an, Ilmu-ilmu al-Qur'an, ulumul hadits, tafsir, ilmu kalam, ilmu fiqh dan ilmu-ilmu naqliyah lainnya.
Pembacaan yang seimbang atas ayat-ayat kauniah dan ayat-ayat qauliyah menjadi prasyarat bagi peradaban Islam yang adi luhung. Ya peradaban yang didirikan atas dasar-dasar keimanan yang kukuh, ilmu pengetahuan dan teknologi yang akseleratif dan akhlaq al-karimah yang reflektif dalam kehidupan praktis. Sebaliknya pembacaan yang timpang atas ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat qauliyah, apalagi mengesampingkan satu atas lainnya hanya akan melahirkan capaian "peradaban semu" dan tipuan belaka.
Semoga kita dianugrahi hidayah untuk seimbang dalam membaca ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat qauliyah. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian
Aamiin. Terima kasih
BalasHapus