Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 19 Syakban 1444
Seimbang; Hak & Kewajiban
Saudaraku, adalah sunnatullah bahwa dalam hidup dan kehidupan ini melekat adanya hak dan kewajiban atas masing-masing diri kita dalam posisi dan kapasitas apapun jua. Maka nenuntut hak, tanpa mengindahkan kewajiban rasanya tidak adil. Begitu juga sebaliknya. Sudah menunaikan kewajiban, tapi haknya tidak diberikan.
Apakah hak dan kewajiban sebagai anak atas orangtuanya, atau orangtua atas anaknya. Apakah sebagai siswa/mahasiswa/santri atas guru/dosen/kyai atau teungkunya atau sebaliknya. Apakah sebagai tentangga atas tetangga lainnya, pembeli atas penjual atau sebaliknya. Apakah sebagai ASN atas negaranya atau sebaliknya. Atau apakah sebagai rakyat warga negara atas wakil dan pimpinannya. Dan seterusnya bahkan sampai ada hak dan kewajiban kita selaku hamba kepada Allah Rabbuna.
Hak dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat melekat pada atau semestinya dimiliki oleh setiap orang karena fitrah dan keberadaannya sebagai manusia dan anak warga bangsa. Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang mestinya dilaksanakan sebagai keharusan.
Agaknya antara hak dan kewajiban bagaikan sekeping mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Oleh Allah kita dikaruniai potensi berupa fisik, akal dan hati. Semua ini wajib kita syukuri agar memperoleh hak keberkahan atasnya. Fisik disyukuri dimana kita memiliki kewajiban memelihara dan memenuhi kebutuhannya (seperti berolah raga, mengonsumsi makanan minuman yang halal thayyiban dan tidak berlebihan), agar hak sehat, bugar dan terampil dapat dinikmati.
Akal disyukuri dengan wajib memelihara dan memenuhi kebutuhannya (seperti dengan olah pikir, belajar, mengajar, membaca buku, berdiskusi, berfilsafat), agar hak pintar, cerdas dan genius dapat digapainya. Demikian juga hati, wajib disyukuri dengan memelihara dan memenuhi kebutuhannya (seperti dengan berislam, beriman, berdzikir) agar hak tenteram, damai, sejahtera dan bahagia dapat kita nikmati bersama.
Dalam konteks berbangsa dan bernegara, kita juga memiliki hak dan kewajiban. Misalnya berhak memeluk agama dan kepercayaan serta beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing, tetapi juga berkewajiban memberikan kebebasan pada sesama dalam memilih keyakinannya dan, menghormatinya. Berhak mendapatkan keadilan di mata hukum, tetapi juga berkewajiban berlaku adil. Demikian seterusnya.
Dalam keluarga orangtua dan anak juga memiliki kewajiban dan haknya masing-masing. Orangtua berkewajiban membesarkan, menyayangi, melindungi, mendidik anak, tetapi juga berhak ditaati, dicintai, dipatuhi dan diteladani. Begitu juga sebaliknya, anak berkewajiban berbakti pada orangtua, tetapi juga berkah disayangi; dilindungi, diayomi, dan dididik
Oleh karena itu semestinya kita mensyukuri adanya hak dan kewajiban yang dapat kita tunaikan hari ini, baik dalam kapasitasnya sebagai individu, amlnggota masyarakat dan lainnya. Semua itu karunia Allah yang layak kita syukuri dengan hati, lisan dan perbuatan nyata. Begitu seterusnya.
Dengan demikian hak dan kewajiban menjadi keniscayaan bagi kehidupan yang bermartabat. Semoga kita dapat menunaikan seluruh kewajiban dan memperoleh seluruh hak yang melekat padanya. Aamiin ya Mujib al--Sailin
Tags:
Muhasabah Harian