Muhasabah 21 Rajab 1444
Shalat: Modal Membumi
Saudaraku, bila yang dimaksudkan shalat adalah amal ibadah yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam sesuai ketentuan syariat, baik syarat, rukun maupun kaifiyatnya, maka secara praktis salam merupakan rukun shalat pamungkas. Ia akhir sekaligus awal; akhir sebagai penutup proses melangit, tapi awal pembuka pembuktian shalatnya saat membumi.
Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah saw bersabda, kunci shalat adalah bersuci, yang mengharamkannya adalah takbiratul ihram, dan yang menghalalkannya adalah salam". (HR. Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Ya suci merupakan syarat sahnya shalat, sedangkan takbiratul ihram adalah batas yang mengharamkan kesibukan lain di dalam shalat dan salam adalah batas yang menghalalkan untuk melakukan kesibukan di luar shalat.
Rukun salam dilakukan dengan menoleh ke kanan seraya melafalkan as-salamu'alaikum (warahmatullahi) dan menoleh ke kiri seraya berucap as-salamu'alaikum (warahmatullahi).
Dalam praktiknya kira-kira dapat dimaknai bahwa setelah kita melangit sowan pada Allah, lalu musti membumi menebar salam (Islam, keselamatan dan kesejahteraan) kepada semua makhluk di bumi.
Inilah mengapa orang-orang yang shalatnya; relasi, interaksi dan komunikasi vertikalnya dengan Allah berlangsung baik, intensif dan istikamah, maka akan demikian juga relasi, interaksi dan komunikasi horisontalnya dengan sesama makhlukNya di bumi. Jadi shalat itu meneguhkan hablum minallah, tetapi juga hablum minannas.
Orang-orang yang shalatnya sudah baik, maka nilai shalatnya pasti memantul pada perilakunya di atas bumi ini, sehingga bukan dirinya saja yang selamat tetapi juga mampu menyelamatkan sesamanya, bukan dirinya saja yang aman sentosa tapi juga memberi rasa aman kesontasaan kepada sesama, bukan dirinya saja yanh sejahtera tetapi juga mensejahterakan sesamanya. Pokoknya teduh hati kita bersama menjalin relasi dan atau berinteraksi dengan orang-orang yang beres shalatnya.
Orang-orang yang shalatnya sudah baik, natijahnya akan tercermin pada tutur katanya yang teratur, jujur, terukur, sopan, dan bersahaja. Kitapun mujur dapat bergaul dengan orang-orang yang sudah baik shalatnya. Orang-orang yang shalatnya sudah baik, tercermin pada penampilannya yang baik, bersih, rapi, dan indah meski tetap bersahaja.
Semoga shalat kita menjadi energi positif bagi terwujudnya relasi, interaksi dan komunikasi vertikal yang baik, intensif dan istikamah, sehingga memengaruhi relasi, interaksi dan komunikasi horisontalnya dengan sesama makhlukNya di bumi. Aamiin ya Mujib al-Sailin