Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3491
Ahad, 5 Rajab 1446
Shalat; Poros Agenda Kehidupan
Saudaraku, ketika ajaran shalat sudah membumi dan "hidup" dalam kehidupan keluarga kita, maka sebaiknya ia kita jadikan sebagai poros agenda kehidupan. Ya, artinya shalat harus menjadi pusat dan inti aktivitas kehidupan seluruh anggota keluarga kita. Oleh karenanya seluruh aktivitas lain mestinya berpusat berotasi pada shalat. Semua agenda hidup dan seluruh aktivitas kehidupannya menyesuaikan dengan jadwal shalat.
Lebih dari itu, mestinya seluruh aktivitas hidupnya merupakan perwujudan atau implementasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam shalat. Bila bekerja, maka pekerjaan yang dilakukan adalah halal dan mendatangkan kemaslahatan juga keberkahan untuk diri sendiri, keluarga, sesamanya, masyarakat, bangsa negara dan agamanya. Bila belajar, maka ilmu yang diperolehnya mampu memvaslitasi dirinya untuk lebih dekat dengan Allah ta'ala, ditandai semakin taat dan takwa. Bila berbicara atau menulis di mass media, maka semuanya menjadi bagian dari hikmah, jauh dari ucapan atau postingan yang sia-sia apalagi menyakiti. Dan seterusnya.
Itu di antaranya nilai ketundukan dan penghambaan kita kepada Allah ta'ala yang merefleksi dalam kehidupan sehari-hari. Makanya shalat yang dilakukan tidak sekadar kewajiban ritual yang bersifat mekanik saja, tetapi sudah merupakan kebutuhan, bahkan kelezatan yang mampu membimbing pola pikir, sikap, perilaku dan tujuan hidupnya, yakni mengapai pada - ridha - Allah ta'ala. Mengapa?.
Ya, di antaranya karena shalat itu memvasilitasi diri kita untuk menyadari relasi yang amat kuat mempribadi pada Ilahi. Inilah instrumen yang paling nyata tersedia dalam Islam, dimana seorang hamba bisa "bercinta" asyik mansyuk dengan Allah Rabbuna. Dengan aura ilahiyah ini tentu akan merefleksi pada pola pikir, sikap dan perilakunya yang senantiasa berproses menggapai ridha Allah ta'ala, zat yang dicintaiNya.
Di samping itu menjadikan shalat sebagai poros agenda kehidupan juga menyiratkan adanya keseimbangan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, baik untuk merengkuh urusan duniawiyah maupun ukhrawiyah. Walaupun dalam kesehariannya, kita sarat dan disibukkan dengan aktivitas duniawiyah bermakna lainnya, namun tetap berorientasi pada nilai-nilai shalat. Oleh karena itu sesibuk apapun, shalat tetap prioritas, tak ada yang mengatasinya. Malah dengan memprioritaskan shalat, menjadikan urusan lainnya menjadi mudah dan berkah.
Bila pun dalam menjalani hidup dan kehidupan dunia ini kita menghadapi masalah, bahkan silih berganti dan bertubi-tubi sekalipun, justru menjadikan shalat sebagai media curhat mengadu pada Ilahi sekaligus muhasabah diri, sehingga memperoleh inspirasi, solusi dan ketenangan hidup.
Dengan menjadikan shalat sebagai poros agenda kehidupan, setiap aktivitas, baik pekerjaan, pendidikan, kebudayaan, politik, hubungan keluarga, maupun interaksi sosial lainnya dilakukan dalam aura ilahiyah dari nilai-nilai shalat. Karena hanya dengan ini, hidup menjadi lebih bermakna, terarah, dan sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah semata. Semoga. Aamiin
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3491