Shalat Mengajarkan Istikamah

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 19 Rajab 1444

Shalat Mengajarkan Istikamah
Saudaraku, setelah berdiri, membaca doa iftitah, al-Fatihah dan surat atau ayat al-Qur'an, rukuk adalah i'tidal. Ya, i'tidal itu dilakukan dengan bangkit dari rukuk seraya mengangkat kedua belah tangan seperti saat takbiratul ihram dengan posisi berdiri secara sempurna. Saat mengangkat kedua belah tangan bersamaan dengan membaca sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memuji Nya). Dan diiringi membaca doa: Rabbanaa wa lakal hamd (Ya Tuhanku, segala puji itu bagi engkau). 

Atau membaca:
 
سَÙ…ِعَ اللهُ Ù„ِÙ…َÙ†ْ Ø­َÙ…ِدَÙ‡ُ رَبَّÙ†َا ÙˆَÙ„َÙƒَ الْØ­َÙ…ْدُ Ù…ِÙ„ْØ¡ُ السَّموتِ ÙˆَÙ…ِÙ„ْ Ø¡ُالْØ£َرْضِ ÙˆَÙ…ِÙ„ْØ¡ُ Ù…َا Ø´ِئْتَ Ù…ِÙ†ْ Ø´َÙŠْØ¡ٍ بَعْدُ

Sami’allahu limah hamidah. Allahumma rabbana lakal hamdu mil us samaa waa ti wa mil ul ardhi wa mil umaa syi’ta syai in ba’du” (Ya Allah, ya Rabb, bagiMu segala puji, sepenuh semua langit, sepenuh bumi, dan sepenuh semua apa yang Kau sukai dari sesuatu apapun).

Jadi i'tidal itu bangkit dari rukuk dan berdiri secara sempurna berhenti barang sejenak (tumakninah) baru kemudian melakukan rukun berikutnya, yakni sujud. Mengapa antara rukuk dan sujud musti i'tidal secara tunakninah? Ya, di samping ducontohkan oleh Nabi, juga menjadikan shalat itu indah gerakannya. Coba bayangkan, betapa canggung gerakannya bila setelah rukuk langsung melakukan sujud. Canggung itu tidak enak dan tidak nyaman dan juga tidak indah. Dan akan terasa enak gerakannya, dan nyaman juga indah bila setelah rukuk itu i'tidal, baru sujud.

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda "Jika Anda hendak mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat Al-Qur'an yang mudah bagi Anda. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tumakninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tumakninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tumakninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, kemudian lakukan seperti itu pada seluruh salatmu." (HR Bukhari 757 dan Muslim 397)

Bahkan saat shalat berjamaah, terdapat keutamaan khusus bagi orang yang mengucapkan tahmid ketika i’tidal. Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah ra, beliau mengatakan: “Rasulullah shallallahu’ alaihi wasallam bersabda: ‘Jika imam mengucapkan: sami’allahu liman hamidah, maka ucapkanlah: rabbana lakal hamdu. Barangsiapa yang ucapannya tersebut bersesuaian dengan ucapan Malaikat, akan diampuni dosa-dosanya telah lalu’.” (HR. Bukhari no. 796, Muslim no. 409).

Bila kita perhatian posisi dan gerakan shalat, maka dalam kaifiyat shalat agaknya  didominasi posisi tegap berdiri, lalu berikut duduk bersimpuh, rukuk dan sujud.  Apakah ini sekaligus merupakan representasi dari aktivitas hidup manusia di dunia ini tentu diperlukan kajian yang lebih serius lagi. Tetapi yang pasti dengan i'tidal secara tumakninah menuntun kita untuk meneguhkan kembali sikap keistikamahan dalam dalam kebenaran dan ketaatan kepada Allah. Semoga kita dianugrahi hidayah untuk istikamah dalam kebenaran dan ketaatan. Aamiin ya Mujib al-Sailin






Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama