Seimbang: Ke Bawah & Ke Atas?

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 5 Syakban 1444

Seimbang: ke Bawah & ke Atas?
Saudaraku, seperti yang sudah lazim diketahui kita sebagai manusia terdiri dari unsur jasadiyah dan unsur ruhaniyah. Unsur jasadiyah dikarenakan manusia berasal dari tanah, maka di antaranya dapat melambangkan kerendahan sekaligus keserbahinaan, sedang unsur ruhaniyah karena berasal dari Allah melambangkan ketinggian dan keserbamuliaan. Dari realitas ini dimengerti bahwa manusia berpotensi ganda; berpotensi memiliki kualitas rendah dan hina dina yakni ketika terjerembab ke bawah, ke tanah. Namun pada saat yang sama manusia juga berpotensi memiliki kualitas yang tinggi dan mulia ketika kecenderungannya melangit. Inilah seimbang, bisa ke bawah dan bisa ke atas.

Tindak kecorobohan, kebodohan, kealpaan, kelalaian, kesemrawutan, ketidaktahuan, kejahatan, kedzaliman, kefasikan, kemunafikan dan keingkaran merupakan kualitas rendah bahkan rendahan, sedangkan tindak kebaikan, keshalihan, kesabaran, kedermawanan, kebersahajaan, kebajikan, kearifan dan ketaatan pada Allah merupakan kualitas tinggi, mulia dan memuliakan. Dua entitas yang berpeluang sama: tindak dan kualitas mana yang diperjuangkan untuk kemudian dimenangkan sangat bergantung pada diri masing-masing orang. Tetapi antara tindak kefasikan dan tindak ketakwaan sudah sangat jelas bedanya; antara kualitas rendah dan kualitas atas sudah terang jalannya; antara gravitasi bumi dan gravitasi langit sudah sangat clear kontrasnya, tinggal manusia saja yang harus bijak memenangkannya.

Allah berfirman yang artinya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (Qs. Al-Syams 8-10).

Di samping karena faktor internal, ilham atau kualitas mana yang dimenangkan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Oleh karenanya ilham kefasikan akan menguat ketika pertahanan internalnya rapuh dan dipadu dengan lingkungan eksternalnya yang rusak, korup, dzalim, dan jahiliyah. Dan sebaliknya ilham ketakwaannya akan menguat ketika pertahanan internalnya kukuh bersinergi dengan faktor eksternal yang baik, shalih, dan disinari oleh nur ilahi. Di sinilah pentingnya kita memohon hidayahNya dan memilih tempat atau lingkungan yang kondusif untuk tumbuh berkembangnya ilhan ketakwaan.

Ketika sisi pertahanan internal rapuh, maka hawa nafsunya yang kemudian akan tampil mengemuka, ditambah serbuan setan yang mengompori kejahatan padanya, sehingga mewujud dalam perilaku kesehariannya yang nista. Sebaliknya bagi orang-orang yang pertahanan internalnya kukuh, maka hatinya yang kemudian menjadi rajanya, ditambah ilham kebaikan malaikat msnyemangatinya, sehingga mewujud dalam perilaku kesehariannya yang mulia.

Dengan demikian, bagi orang-orang yang memenangkan ilham kefasikan niscaya akan mengotori hatinya yang terus harus menanggung kerugian karenanya, dan sebaliknya bagi orang-orang yang memenangkan ilham ketakwaan akan mensucikan hatinya yang terus menuai keberuntungan dalam hidupnya.

Oleh karena itu, meskipun tarikan ke atas dan tarikan ke bawah itu seimbang, maka tuntutan memenangkan tarikan ke atas  merupakan idealitas yang harus selalu diperjuangkan, sehingga benar-benar menang. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama