Muhasabah 9 Rajab 1444
Shalat Perlu Pengkodisian
Saudaraku, agar shalat menjadi lebih indah lebih maksimal perolehannya, maka diperlukan persiapan yang optimal. Ikhtiar ini di antaranya menjadi pengkodisian agar shalat lebih berkualitas. Dalam hal ini setidaknya dapat dilihat dari dua pengkodisian, secara internal dan ekternal.
Pengkosian Internal. Setiap kita yang akan shalat idealnya berbadan sehat wal afiat dan bersuci secara sempurna. Dalam hal ini, penting memastikan bahwa badan dan mulut bersih sebersih-bersihnya sehingga tidak menimbulkan bau badan, bau pakaian, bau keringat atau bau mulut, upayakan mengenakan busana terbaik yang relevan, sedikit wewangian dan datang lebih awal di tempat pelaksanaan shalat (berjamaah).
Pengkodisian Eksternal. Di sini setidaknya bisa dilihat dari beberapa aspek, yaitu Pertama, tempat shalat dan suasananya. Di samping bersih dan suci, tempat shalat suasananya musti hening, jauh dari berisik apalagi bising. Sering sekali kita dapati sajadah yang sudah lusuh, berdebu, juga suasana yang rada riuh dari kesibukan orang-orang di sekitar tempat shalat sehingga berpotensi mengganggu atau setidaknya mengurangi kekhusyukan shalatnya. Termasuk juga suara berisik dari sesama jamaah yang relatif mengganggu konsentrasi. Coba bayangkan, bila ada jamaah sesama makmum di sekitar kita yang membaca takbir, doa iftitah atau surat al-fatihah atau lainnya dengan bersuara. Belum lagi ditambah dengan gerakan yang mengundang perhatian, misalnya ada yang bertakbiratul ihram diulang dan diulang berkali-kali atau perilaku greh groh lainnya. Di sinilah pentingnya kecerdasan emosional antar sesama.
Kedua, tempat shalat mesti "bersahaja" meminimalisir gambar atau tulisan atau warna. Karena ternyata dalam shalat sering sekali kita justru dapat membaca tulisan apapun di depan kita. Misalnya tulisan di papan pengumuman yang dipajang di depan, jam lengkap jadwal shalat atau nama petugas khatib, imam, muadzin, jadwal shalat, jumlah tabungan, khas pembangunan masjid, kaligrafi, running teks, ukiran kayu di podium atau bacaan apapun. Termasuk tulisan di baju bahkan merek sajadah kita atau merek sarung - yang wadimorlah, atlaslah, gajah duduklah - yang dikenakan oleh orang-orang yang berada di shaf depan kita. Belum lagi bila warna warni baju sarung, batiknya, kokonya dan sajadahnya. Intinya semua asesoris yang ada justru bisa lebih dikenali saat kita selagi dalam shalat.
Ketiga, ruangan steril. Ya ruangan shalat setidaknya steril dari aroma yang tidak sedap. Syukur-syukur diberi pewangi ruangan. Hal ini juga sangat penting untuk mendukung shalat menjadi lebih indah. Coba bayangkan, bila ada aroma bau badan atau bau keringat yang tak sedap dari salah seorang jamaah di sekitar kita, atau aroma mulut yang tidak disikati giginya. Oleh karenanya dihajatkan kepedulian setiap orang untuk ambil bagian mengkodisikan segala sesuatunya agar shalat dapat ditunaikan dengan lebih baik. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian