Shalat Indah Berefek

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 8 Rajab 1444

Shalat Indah Berefek
Saudaraku, tema muhasabah kali ini masih mentafakuri idealitas bahwa keindahan kepribadian orang shalat tidak saja ditunjukkan saat shalat saja, tetapi juga harus memantul merefleksi pada lati (lisan) dan pekerti sehari-hari. Artinya, shalat menjadi barometer seseorang. 

Pertama, menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan. Sebagaimana saat shalat, maka perilaku orang-orang beriman dalam menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan juga merefleksi di luar shalat. Saat akan pipis atau b.a.b. misalnya dipastikan akan mencari dan memilih tempat yang aman, nyaman dan tidak sembarangan dengan tetap memelihara kebersihan dan kesucian diri, pakaian dan tempatnya dari percikan atau terkena najis. Kalaupun terkena percikan najis segera bergegas melepasnya dan berganti dengan lainnya untuk bisa shalat berikutnya. Di samping itu, juga menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan pada kediamannya, kendaraannya, tempat kerjanya, lingkungan masyarakatnya.

Kedua, tutur kata terukur. Sebagaimana saat shalat, maka perilaku orang-orang beriman dalam bertutur kata, juga merefleksi di luar shalat. Tutur kata orang-orang yang shalat dalam kesehariannya hanya kata-kata yang baik-baik saja, bahkan semuanya menjadi "doa".  Lisan orang-orang yang shalat pasti terkunci untuk bertutur kata yang sia-sia apalagi yang berpotensi menyakiti sesama. Bertutur kata lurus, terukur, dan baik semuanya mengikuti tatalaku yang sudah baku dalam interaksinya yang penuh arti.

Ketiga, selalu fokus. Sebagaimana saat shalat, maka perilaku orang-orang beriman juga merefleksi dalam kesehariannya. Saat shalat pandangan tertuju ke tempat sujud, badan menghadap kiblat, dan hati bersimpuh di altar kemahabesaran Allah. Oleh karenanya dalam beraktivitas kesehariaannya juga fokus, dan hanya ingin menggapai ridha Allah.

Keempat, khusuk. Sebagaimana saat shalat, maka perilaku orang-orang beriman dalam kekhusukan (kesungguh-sungguhan) juga merefleksi di luar shalat, seperti dalam berusaha, bekerja dan beramal shalih, yang dipersembahkannya bagi lahirnya sebuah peradaban Islam yang adiluhung. Allah berfirman dalam al-Qur'an yang artinya Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Qs. Al-Jumu'ah 10). Orang-orang beriman akan sepenuh hati dalam bekerja mencari nafkah, ikhlas dalam beramal, cerdas dalam berkarya, bijak dalam membuat keputusan dan bertindak.

Kelima, berperilaku shalih  Sebagaimana saat shalat, maka perilaku orang-orang beriman juga merefleksi dalam kesehariannya. Pembawaannya yang tenang, tumakninah tetapi tetap tegas dan disiplin terukur saat shalat juga merefleksi dalam beraktivitas kesehariannya. Bila bekerja dalam instansi tertentu misalnya menjadi ASN, TNI POLRI, atau karyawan lainnya, maka pulang pergi ke tempat tugas juga disiplin, terukur, mengerjakan hanya yang menjadi tupoksinya saja, saat memimpin (menjadi imam) juga tegas berwibawa tanpa mendhalimi siapapun, dan saat dipimpin (menjadi makmum) senantiasa samikna waathakna atas semua perintah atasan. 

Keenam, menjaga kesucian. Sebagaimana saat shalat yang dalam kondisi suci lahir dan batin, maka di luar shalat kesuciannya juga berefek pada terpelihara dari perilaku maksiat. Allah berfirman yang artinya, Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Ankabut 45)

Begitulah shalat indah berefek dalam kehidupan keseharian orang-orang yang shalat. Nilai-nilai kemuliaan shalat benar-benar merefleksi mewujud dalam kehidupan keseharian orang beriman. Keindahan perilaku praktis yang dapat kita kukuhkan dalam kehidupan ini tentu layak kita syukuri, baik dengan hati, lisan, maupun perbuatan nyata. Mensyukuri keindahan perilaku di hati dengan meyakini bahwa shalat menjadi instrumen utama bagi terwujudnya akhlaq al-karimah. Lisan kita juga lazim mengucapkan alhamdulillahi rabbil 'alamin,  dan berperilaku nyata, di antaranya mengistiqamahi nilai-nilai shalat dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama