Shalat Diawali Niat

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 10 Rajab 1444

Shalat Diawali Niat
Saudaraku, karena shalat merupakan bagian amal ibadah hamba ke atas Allah Rabbuna, maka musti diawali, didasari oleh niat yang juga lillahi ta'ala; karena Allah, sesuai syariat Allah dan untuk menggapai ridha Allah. Mengapa? 

Ya di antaranya Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa amal perbuatan itu bergantung pada niatnya. Untuk ini, bahkan terdapat riwayat yang amat populis, yakni dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Berdasarkan normativitas di atas, di antaranya dapat dipahami bahwa seluruh amal, segala perbuatan dan aktivitas apapun yang dikerjakan oleh seseorang itu tergantung pada niatnya. Bila niatnya baik, berasal dari hati yang baik, maka perwujudannya tentu pada tutur kata dan pekerti yang baik pula. Bila niatnya ikhlas, timbul dari hati yang suci, maka akan menyembul pada perwujudannya juga merahmati meluberi seluruh makhluk di bumi. Bila semua amal perbuatan bergantung pada niat, maka apatah lagi shalat yang jelas-jelas merupakan ibadah mahdhah, komunikasi langsung antara kita sebagai hamba dengan Allah Rabbuna.

Dalam fikih Islam, niat merupakan rukun shalat di samping 12 rukun lainnya, berdiri - jika mampu -, takbiratul ikhram, membaca surat al-fatihah, rukuk, iktidal, sujud, duduk diantara dua sujud, duduk tasyahud akhir, membaca tasyahud akhir, membaca shalawat kepada Nabi, membaca salam pertama, dan tertib. Karena sebagai rukun, maka musti dikerjakan.

Tetapi musti disadari bahwa niat itu merupakan amalan hati, makanya sangat privasi dan mempribadi, hanya diri sendiri dan Ilahi yang mengetahui. Niat baik dilandasi iman yang kukuh dan ilmu yang memadahi berpotensi melahirkan amal shalih sehingga kebaikannya dapat dinikmati oleh segenap makhluk di bumi. Di samping itu, niat baik juga berpotensi melahirkan mental dan kepribadian yang tangguh dengan siap dan sigap atas segala perubahan. Begitulah niat shalat musti lillahi ta"ala. Semoga

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama