Shalat Pembuka Keberkahan

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 1 Rajab 1444 

Shalat Pembuka Keberkahan
 Saudaraku, setelah sebulan kita berikhtiar mereguk energi positif dari iman dan ragam ajaran Islam, maka di bulan Rajab ini kita akan mengukuhkan kembali tentang bagian penting dari peribadatan dalam Islam, yakni tentang shalat. Di samping juga untuk melawan lupa bahwa bulan Rajab merupakan momentum historis terjadi Israk Mikraj yang dengannya Nabi Muhammad saw menerima wahyu shalat fardhu. Bila sebelumnya, shalat hanya dua dan atau empat rekaat saja dan bersifat personal khusus bagi diri Nabi, maka setelah Isra' mikraj Nabi menerima wahyu tentang tuntutan shalat fardhu, shalat kemudian menjadi kewajiban harian setiap umat Islam. Ya lima kali sehari semalam yakni waktu siang shalat dhuhur 4 rekaat dan ashar 4 rekaat,  waktu malam shalat magrib 3 rekaat dan Isya 4 rekaat, serta waktu pagi yakni subuh 2 rekaat. Allah berfirman yang artinya Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (malaikat).(Qs. Al-Isra 78)

Shalat merupakan ibadah khusus sebagai doa atau permohonan formal hamba ke atas Rabbnya yang kaifiyatnya dimulai dari takbiratul ihram seraya memenuhi syarat dan rukunnya sampai diakhirinya dengan salam.

Dalam Islam, shalat di samping sebagai tuntutan, sejatinya juga lebih sebagai tuntunan, bahkan tatanan kehidupan. Secara teoretis dapat dikatakan bahwa tuntutan lazimnya dinilai sebagai suatu hal yang mesti dilakukan atau sebagai kewajiban, tuntunan dipandang sebagai kemuliaan akhlak, dan tatanan dikira sebagai sistem nilai yang sudah melembaga dalam kehidupan bermasyarakat. Selagi masih mengganggap sebagai tuntutan, maka shalat sering terasa terpaksa, memaksa atau dipaksakan untuk ditunaikan, namun setelah menjadi tuntunan maka biasanya shalat dirasakan sebagai kebutuhan, dan saat menjadi tatanan maka shalat akan terasa lezat dan nikmat yang kemanfaatannya bisa dirasakan bersama.

Tentu, sebagai tuntutan, pensyariatan shalat dapat langsung dirujuk pada al-Qur’an maupun hadits Nabi. Di antaranya Allah berfirman yang artinya, Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) melalui sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Qs. Al-Baqarah 45)

Di ayat lain Allah berfirman yang artinya, Tegakkanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat terhadap apa yang kamu kerjakan. (Qs Al-Baqarah 110)

Di ayat lain Allah berfirman yang artinya, Dan orang-orang yang bersabar karena mengharap keridhaan Tuhannya, menegakkan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, baik secara sembunyi maupun terang-terangan, serta menolak kejahatan dengan kebaikan; mereka itulah orang-orang yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (Qs Al-Ra’du 22)

Di ayat lain Allah berfirman yang artinya, Katakanlah (Muhammad) kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, “Hendaklah mereka menegakkan shalat, menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, sebelum datangnya suatu hari ketika tidak ada lagi jual beli dan persahabatan.” (Qs Ibrahim 31)

Dan riwayat dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra dia berkata, Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Islam dibangun di atas lima pilar; bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, mengerjakan puasa Ramadhan dan haji (Hr. Muslim)

Berdasarkan normativitas di atas, di antaranya terdapat ibrah bahwa keikhlasan saat penunaian shalat benar-benar diuji dan teruji. Realitasnya, masih ada yang merasakan shalat sebagai kewajiban yang “memaksa”. Meski mengerjakannya juga, tetapi ada yang merasa berat sekali saat mau shalat, berat sekali kalau harus bangun dini hari untuk bersuci, wudhuk atau mandi dan berat sekali saat shalat apalagi yang bacaan surat atau ayatnya panjang. Pada level ini, kadang-kadang mewujud pada perilaku, seperti saat mendengar adzan pun masih santai-santai saja, yang rapatpun terus rapat apalagi tanggung sebentar lagi juga selesai, yang bekerja terus bekerja apalagi tinggal sedikit lagi, yang belanja terus belanja, yang ngopi terus aja ngopi, yang tidur malah sembunyi di bawah bantal agar tak dengar adzan dan melanjutkan mimpinya, atau perilaku sejenis lainnya. 

Meski demikian shalat fardhu yang lima sehari semalam tetap wajib ditunaikan. Penunaian shalat yang dilakukan secara istikamah, rutin dan terus menerus, maja lama-lama akan menjadi kebiasaan atau akhlakul karimah. Pada level ini mewujud dalam dua, yakni shalat sebagai tuntunan dan shalat sebagai tatanan.  Saat setelah menjadi tuntunan maka biasanya shalat dirasakan sebagai kebutuhan, dan saat menjadi tatanan maka shalat akan terasa lezat dan nikmat yang kemanfaatannya bisa dirasakan bersama. 

Inilah mengapa shalat itu pembuka keberkahan (merasakan nikmat surga). Dari ‘Ubadah bin al-Shâmit ra , ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh saw bersabda (terdapat) lima shalat yang Allâh wajibkan atas hamba-Nya. Barangsiapa mengerjakannya dan tidak menyia-nyiakannya sedikit pun karena menganggap enteng, maka ia memiliki perjanjian dengan Allâh untuk memasukkan dia ke surga. Dan barangsiapa tidak mengerjakannya, maka dia tidak memiliki perjanjian dengan Allâh. Jika Allâh berkehendak, maka Dia mengadzabnya dan jika Dia berkehendak Dia mengampuninya. (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam dalam al-Muwaththa’, kitab: Shalâtil Lail, bab: al-Amru bil Witr (I/120, no. 14); Abdurrazzaq dalam Mushannaf-nya (no. 4575); Ahmad (V/315-316, 319, 322); Al-Humaidi (no. 388); Abu Dawud (no. 425, 1420);  An-Nasa-i (I/230); Ibnu Majah (no. 1401): Ad-Darimi (I/370); Ath-Thahawi dalam Syarh Musykilil Aatsaar (no. 3167 dan 3168); Al-Baihaqi (II/467); Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah (no. 967);  Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 977), dan lainnya.

Semoga kita merasa nikmat saat shalat. Amiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama