Energi Tulisan

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 20 Jumadil Akhir 1444

Energi Tulisan
Saudaraku, bila tentang energi kata-kata sungguh menakjubkan, maka tulisan demikian halnya. Seperti yang pernah disampaikan dalam halaqah muhasabah tiga tahun yang lalu ternyata dalam sejarah manusia tulisan benar-benar menjadi magic atau bahkan sebagai “sihir akademik” yang kekuatannya sangat dahsyat lebih menggemparkan daripada senjata bahkan bom sekalipun. Demikian dalam pandangan Napoleon Bonaparte sang penakluk dunia dari Perancis. Bila peluru hanya bisa menembus sasarannya yang terbatas atau bahkan seorang saja, tetapi tulisan bisa menembusi seluruh generasi bahkan antar generasi, kata Sayyid Qutb.

Tulisan benar-benar mensejarah dalam kehidupan manusia. Bangsa Mesir diketahui sebagai pelopor peradaban yang ditandai dengan melek literasi, mengenal budaya tulis baca pada 5000 tahun sebelum masehi.

Di Nusantara, karya sastra perang yang terhimpun dalam buku yang berjudul Hikayat Prang Sabi karya Teungku Chik Pante Kulu dan karya sejenis dari para ulama Aceh lainnya telah memberikan pengaruh yang sangat bersar terhadap bangsa Aceh untuk jihad fi sabilillah berjuang di jalan Allah membebaskan negeri dari ancaman dan cengkraman kaum penjajah Belanda abad sembilanbelas dan duapuluh.

Isi tulisan di dalamnya bersesuaian dengan doktrin iman dan Islam, sehingga memberikan pengaruh yang sangat signifikan. Di dalam Hikayat Prang Sabi terdapat banyak pesan dan ajaran yang menggelorakan dan digelorakan secara verbal, sehingga dapat membangunkan jiwa, menyemangati rakyat, mengukuhkan tekad, “membakar” ghirah dan gairah berjuang karena Allah mempertahankan negeri, dan mengusir kaum penjajah dari bumi pertiwi.

Begitu juga tulisan dalam bentuk postingan, artikel, buku, karya ilmiah dan tulisan yang "bermakna" dan turats kemanusiaan lainnya juga berpengaruh sangat besar terhadap diri penulis dan pembacanya. Secara internal, dengan tulisan yang ditorehkannya dapat memvasilitasinya keberkahan yang Allah sediakan seperti menjadi sehat wal afiat, panjang usia, masyhur, menuai keberkahan lahiriyah maupun batiniyah lainnya. Singkat kata, dapat mengantarkannya ke "surga". Dan secara eksternal, tulisan bisa menjadi penyejuk qalbu, penawar hati, pengobat rasa rindu, penyemangat jiwa untuk berfastabiqul khairat, pelipur lara, pelembut perasaan dan penyadar hati untuk berperi kemanusiaan dan bertaubat kembali ke  jalan yang diridhai.

Tetapi juga sebaliknya, bila tulisan refleksi dari ujaran kebencian atau hal-hal yang secara umum nabrak-nabrak aturan atau menyalahi "pager ayu" lainnya, maka bisa menimbulkan kemarahan, antipati dan jauh dari simpati, bahkan bisa "perang" dan bahaya yang mengancam lainnya. Tulisan di buku The Satanic Verses, ayat-ayat setan tulisan Salman Rusdhie, misalnya. Dengan tulisan ini ternyata benar-benar mengundang kemarahan yang luar biasa dari kalangan umat Islam dan warga dunia. Demikian juga, meski dengan tensi yang berbeda-beda munculnya tulisan yang mendiskreditkan Islam, menghina al-Qur’an, melecehkan hadis dan atau "membuli" Nabi Muhammad saw juga simbol dan pranata Islam lainnya.

Oleh karena itu, ketika mengetahui dan menyadari betapa besar kekuatan tulisan terhadap pembacanya, maka iman Islam menuntun agar kita menulis yang baik-baik saja, yang bermanfaat saja. Aamiin ya Mujib al-Sailin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama