Energi Syukur

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 18 Jumadil Akhir 1444

Energi Syukur
Saudaraku, bila energi sabar seperti yang sudah diingatkan dalam muhasabah yang baru lalu begitu luar biasa, maka demikian halnya syukur. Ibarat pesawat atau burung yang punya dua sayap, maka sayap yang satu adalah sabar dan sayap lainnya adalah syukur, sehingga dengannya memungkinkan dapat seimbang melejit mengangkasa menuju Rabbnya. 

Lalu bagaimana membumikan syukur dalam setiap aspek kehidupan kita masing-masing. Ya musti dimulai dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dengan syukur justru melijitkan rasa bahagia seseorang. Allah berfirman yang artinya Sungguh jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah [nikmat] kepadamu, dan jika kamu mengingkarinya [nikmat-Ku],makah sungguh azab-Ku sangat pedih."(QS: Ibrahim 7)

Normativitas yang terjemahannya tertera di atas merupakan garansi Allah bahwa bersyukur itu mujur, bersyukur itu makmur, bersyukur itu rasa bahagianya tak terukur. Oleh karena itu, tuntunannya ya musti bersyukur,  bersyukur dan terus bersyukur. 

Kita mesti meyakini bahwa Allah menyayangi hamba-hambaNya. Terlahir di tengah keluarga yang sosial ekonominya menengah apalagi high class tentu harus disyukuri, bila kemudian fluktuatif dan menjadi relatif kekurangan ya sabar. Syukur-syukur dalam keadaan kurang bisa bersyukur karena memperoleh pengalaman hidup yang berbeda dengan sebelumnya, dimana kita ditempa terbiasa dalam kesulitan; ya kesulitan perekonomiannya yang berimbas pada kesulitan pendidikannya dan lainnya. Tetapi dengan "karunia" ini justru semakin banyak pengalaman menghadapi kesulitan dan menyelesaikannya. Pokoknya "kenyang" lah dengan ragam  kesulitan, liku-liku perjuangan dan kemestian sabar sekaligus bersyukur. Ya sabar menjalaninya dan bersyukur karena kaya pengalaman.

Ilustrasi yang lazim kita dengar begini. Bila bepergiaan ke mana-mana dengan berjalan kaki saja sudah bersyukur, apalagi dianugrahi dan bisa mengendarai sepeda. Bila dengan sepeda saja sudah bersyukur, apalagi dengan kendaraan bermesin, apalagi dengan kendaraan yang wah atau "mewah" yang menyediakan ragam kenyamanan, keamanan, dan kecepatan sampai pada tujuan. 

Dengan demikian dalam semua kondisi musti bersyukur. Ketika dalam kondisi kekurangan (harta atau tahta atau dunia lainnya) bisa bersyukur apalagi dianugrahi limpahan (harta atau tahta atau dunia lainnya). Bila dikasih sedikit bisa bersyukur, apalagi dikasih banyak. Bila dalam keadaan sakit bisa bersyukur apalagi dalam keadaan sehat. Semoga kita menjadi di antara hamba-hambaNya yang bersyukur. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama