Energi Shalat

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Ayyamul Bidh Ke-1, 13 Jumadil Akhir 1444

Energi Shalat
Saudaraku, bila doa, syahadat dan dzikrullah begitu besar energinya, maka shalat apalagi. Karena shalat itu doa yang dilakukan secara formal dan di dalamnya pasti melafalkan syahadat dan juga dzikrullah. Ya inilah latar sehingga muhasabah hari ini diracik di bawah judul energi shalat.

Setidaknya terdapat lima argumen normatif bahwa energi shalat itu luar biasa. Pertama, shalat itu tiang agama. Dari Mu'adz bin Jabal, Nabi saw bersabda: "Inti segala perkara adalah Islam dan tiangnya shalat." (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973.)

Dalam riwayat Imam Baihaqi juga disebutkan bahwa Rasulullah  bersabda: "Shalat adalah tiang agama, barang siapa mendirikannya, maka sungguh ia telah menegakkan agama (Islam) itu dan barang siapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu."

Dalam redaksi yang lebih populis, Rasulullah saw bersabda: “Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) naik haji ke Baitullah (bagi yang mampu), (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ya rasanya tak perlu dijelaskan lagi, karena sudah amat gamblang bahwa shalat itu pilar atau tiang atau sokoguru atau penyangga yang tanpanya tak bisa berdiri Islam atau bangunan  apa-apa.

Kedua, shalat itu kunci masuk surga. 
Dari ‘Ubadah bin al-Shâmit ra , ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh saw bersabda (terdapat) lima shalat yang Allâh wajibkan atas hamba-Nya. Barangsiapa mengerjakannya dan tidak menyia-nyiakannya sedikit pun karena menganggap enteng, maka ia memiliki perjanjian dengan Allâh untuk memasukkan dia ke surga. Dan barangsiapa tidak mengerjakannya, maka dia tidak memiliki perjanjian dengan Allâh. Jika Allâh berkehendak, maka Dia mengadzabnya dan jika Dia berkehendak Dia mengampuninya.

Ketiga, shalat itu amalan pertama penentu hisab.  Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba di hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Berdasarkan normativitas di atas di antaranya dipahami bahwa shalat itu sebagai standar atau indeks amaliyah utama (baca indeks kinerja utama, IKU) yang musti dipenuhi agar selainnya menjadi aman dan maslahat.

Keempat, shalat itu amalan yang paling dicintai Allah. Riwayat lainnya diceritakan oleh Abdullah bin Mas'ud ra: "Aku bertanya kepada Nabi saw , amalan apakah yang paling dicintai Allâh?' Beliau saw menjawab, "Shalat pada waktunya." Aku (Abdullah bin Mas'ud) mengatakan, 'Kemudian apa lagi?' Beliau menjawab, "Berbakti kepada dua orang tua." Aku bertanya lagi, 'Lalu apa lagi?' Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allâh." (HR Bukhari).

Oleh karena itu dengan mengerjakan shalat, maka akan memperoleh cintaNya Allah.

Kelima, shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Allah berfirman yang artinya Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Ankabut 45)

Rasionya bila seseorang yang karena shalatnya telah terhalang dari berbuat suatu perbuatan yang keji dan munkar, maka yang ada dan dilakukannya hanyalah perbuatan yang makruf dan membawa kebaikan saja. Dengan demikian shalat itu sebagai kontrol diri yang sangat efektif terhadap seluruh aktivitas hidupnya.

Semoga kita dianugrahi kekuatan dan kemampuan meraih lalu merasakan energi shalat yang kita tunaikan. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama