Energi Positif

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 1 Jumadil Akhir 1444

Energi Positif
Saudaraku, serangkaian muhasabah tentang pentingnya melakukan aktivasi potensi internal sebulan kemarin ternyata berhasil melahirkan apa yang lontuan sebut sebagai "energi positif" yang dengannya dapat memengaruhi kebahagiaan hidup dan tingkatannya bagi yang sudi merengkuhnya. Oleh karenanya muhasabah bulan ini, lontuan mencoba mengulang kaji tentang tema "energi positif", kekuatan yang membangkitkan rasa bahagia demi rasa bahagia.

Ya, sebagaimana diketahui bahwa energi itu memang tak terlihat, namun ia benar-benar nyata dan dapat dirasakan pengaruhnya bagi manusia. Maka energi positif itu merupakan kekuatan internal yang mendorong untuk merasa, menghayati dan melakukan sesuatu yang dapat memvasilitasi dalam meraih kebahagiaan demi kebahagian. Dan sejatinya inilah kebermaknaan hidup. Jadi hidup itu merangkai kebahagian demi kebahagiaan. 

Tentu, tetap harus berhati-hati, karena juga terdapat energi negatif yang siap memengaruhi sebaliknya secara efektif. Bila ini terjadi, maka akan merefleksi pada bawaannya susah saja, gelisah mululu, gundah hatinya, penuh masalah rasanya, berkeluh kesah lisannya, tak semangat hari-harinya, berprasangka buruk perasaannya, sehingga hidup ini terasa ruwet, ruwet dan ruwet. Ya kita musti tetap waspada (baca bertakwa) agar terhindar dari energi negatif dan dapat merengkuh energi positif.

Natijah yang amat nyata adanya energi positif adalah rasa bahagia, merasakan ketenangan hidup, memiliki konsistensi semangat atau ghirah beribadah, gairah beramal shalih, merasa berkecukupan bahkan kaya namun rendah hati, berpikir positif dan beraktivitas bermakna dalam seluruh kehidupannya.

Allah berfirman yang artinya: “Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu. Yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan sebutan nama (mu) bagimu. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS.insyirah1-8).

Merujuk pada normativitas di atas, kita dituntun untuk terus merengkuh energi positif yang disediakan oleh Allah, baik dari dalam diri kta mapun di altar semesta. Tanpa menyisakan space secara sia-sia, kita menjemput karuniaNya dengan aktivitas bermakna. Diawali dengan menghidupkan sepertiga akhir malam untuk "mendaki bertaraqi" bermunajat pada Ilahi dan mensyukuri karuniaNya yang tercurah tanpa jeda. Begitu seterusnya rasa syukur itu akan terus merefleksi pada aktivitas bermakna di sepanjang masa yang masih tersedia, sehingga kebahagiaan yang dirasa disusul dengan kebahagiaan berikutnya. Bukankan ini energi positif yang luar biasa? Ya semoga kita merasakannya. Aamiin ya Mujib al-Sailin


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama