Muhasabah 24 Dzulhijah 1443
Berbagi Suka Duka
Saudaraku, bila berbagi senyum ceria sudah, berbagi salam juga sudah, saling sapa dan berbagi kabarpun sudah dilakukan, maka akhlak sosial berikutnya adalah berbagi suka duka. Meski untuk berbagi suka lebih mudah memperoleh peruntukannya, namun berbagi duka juga merupakan kelaziman dalam akhlak sosial.
Pertama, berbagi suka. Berbagi suka atau berbagi kenikmatan yang diterima merupakan tuntunan kemuliaan. Dalam tuntunan akhlak Islam, berbagi suka termasuk dalam tahadduts bil-ni’mah, berbagi kenikmatan. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu cara bersyukur atas nikmat dan karunia Allah yang amat digalakkan.
Jadi kenikmatan sebagai anugrah Allah yang dirasakan kebahagiaannya ketika disampaikan kepada saudaranya merupakan wujud rasa syukur yang mendalam kepada Allah. Allah berfirman dalam surat al-Dhuha ayat 11 yang artinya Dan terhadap nikmat Rabbmu hendaklah engkau ceritakan (dengan bersyukur).
Tetapi harus buru-buru diberi anotasi bahwa menyampaikan kabar atau berbagi suka ini bukan untuk pamer (riya) apalagi untuk menyombongkan diri di hadapan sesamanya. Tetapi benar-benar sebagai implementasi dari rasa syukur pada Allah ta'ala dan terima kasih atas segala peran juga kontribusi dari sesamanya.
Terindikasi pamer atau bahkan sombong bila berlebih-lebihan dalam menyampaikannya dan atau membesar-besarkannya sembari merendahkan orang lain berkemampuan meraih seperti yang serupa dengan dirinya.
Jadi berbagi suka atau tahadduts bil-ni’mah merupakan di antara rasa syukur. Apalagi saudaranya, di samping menyampaikannya dengan bahasa verbal, tetapi juga menyampaikannya secara konkret sehingga sama-sama merasakan kenikmatannya. Misalnya memberitahukan tentang kabar kelulusan anaknya (dari lembaga pendidikan atau menjadi pegawai di instansi tertentu) mengadakan tasyakuran dengan menyertakan undangan terhadap sesamanya.
Kedua, berbagi duka. Di samping berbagi suka, tentu kita juga dituntun untuk bersedia berbagi duka. Apalagi dengan sesama saudara yang relatif dekat. Bila berbagi suka, masing-masing kita bisa sama-sama merasakan nikmatnya karunia Allah ta'ala, maka dengan berbagi duka juga dapat mengurangi beban dan beratnya ujian hidup. Dengan berbagi kabar duka, setidaknya menjadi hati lebih kondusif untuk merasakan bahwa hidup ini tidak bisa sendiri sehingga dapat mengurangi bebannya. Di samping iti, berbagi duka dengan sesama kita juga bisa saling menguatkan, saling menghibur dan saling memberi sumbang saran bahkan bantuan yang meringankan.
Jadi setiap orang memiliki garisan tangan dan ketetapan takdir yang berbeda-beda, termasuk ujian hidup baik suka maupun duka yang dialami oleh masing-masing orang. Dengan berbagi suka kita mensyukuri karuniaNya, dan dengan berbagi duka kita bisa saling berwasiat tentang ketakwaan dan kesabaran. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian