Shalat Agar Produktif

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3502
Kamis, 16 Rajab 1446

Shalat Agar Produktif
Saudaraku, sebagaimana telah disampaikan dalam muhasabah yang baru lalu bahwa shalat itu seimbang atau memvasilitasi kesembangan dalam hidup. Dengan keseimbangan yang tercipta, dapat melahirkan produktivitas yang amat bermakna. Apalagi shalat itu kan mikrajul mukmimin, proses "melangitnya hamba agar eksis di muka bumi", maka eksis di sini ya "hadir" atau "ada". Hadir atau ada itu ya produktif, memberi  kebermanfaatan, menebar maslahat, dan menyemai kebaikan.

Shalat memvasilitasi produktivitas terindikasi sejak dari tumbuhnya keyakinan muraqabatullah, kedisiplinan yang terbangun, kesehatan lahir batin, fokus pada lahirnya ide-ide cemerlang, tercapainya cita cinta dan terhindar dari putus asa dan apalagi stres.

Pertama. tumbuhnya keyakinan muraqabatullah. Karena shalat itu sowan pada Allah, bersimpuh di haribaanNya, maka kedekatan dirinya dan Allah semakin tak berjarak. Saking dekatnya dengan Allah, maka seluruh perilakunya produktif, melahirkan energi positif untuk kebaikan, memberi kebermanfaatan yang bertambah-tambah bagi kehidupan.

Kedua, kedisiplinan yang terbangun. Karena shalat dikerjakan pada waktu-waktu tertentu, sehingga melahirkan sifat dan sikap disiplin yang pada gilirannya akan memengaruhi sikap keseharian dalam hidupnya. Tentu, sifat dan sikap disiplin dalam menjalani aktivitas dan agenda dalam kehidupannya menopang produktivitas, baik produktivitas dalam beramal maupun meraih hasilnya.

Di samping itu kedisiplinan memeneg waktu untuk mengerjakan shalat secara konsisten yang terbawa dalam praktik sehari-hari sehingga membantu menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia dan apalagi kebiasaan buruk. Seluruh waktunya disinari oleh aura shalat, sehingga mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan bagi diri, keluarga dan sesamanya.

Ketiga, kesehatan lahir batin. Di antara faktor yang mempengaruhi produktivitas seseorang adalah kesehatannya. Bila shalat memvasilitasi kesehatan lahir dan batin, maka akan menjadi modal awal bagi produktivitas seseorang.

Keempat, khusyuk atau fokus pada lahirnya ide-ide cemerlang. Ya, bukankah dalam shalat kita khusyuk memikirkan apa yang kita baca yang dengannya akal kita bisa lebih produktif melahirkan ide dan gagasan cemerlang untuk meraih hidup bahagi.

Di samping itu, karena khusyuk adalah ruhnya shalat yang dengannya bisa hidup melatih kemampuan untuk fokus pada satu tugas tanpa gangguan. Kebiasaan ini dapat diterapkan dalam pekerjaan atau aktivitas lainnya, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Kelima, terhindar dari putus asa dan apalagi stres. Shalat memberikan ruang untuk merenung, memohon pertolongan, dan melepaskan beban kepada Allah. Hal ini membantu mengurangi tekanan dan menciptakan ketenangan jiwa, yang berkontribusi pada produktivitas yang lebih baik.

Shalat tidak hanya menjadi bentuk ibadah tetapi juga sarana untuk mendukung kesuksesan duniawi. Oleh karenanya ussi shalat kita dituntun untuk bertebaran di muka bumi, beramal, belajar, bekerja dan berikhtiar memenuhi hajat hidup dengan menjadikan shalat sebagai pengingat dan penyemangat, seseorang dapat menjalani hidup dengan lebih produktif dan penuh makna.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama