Berbagi Senyum

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 21 Dzulhijah 1443

Berbagi Senyum
Saudaraku, langkah praktis untuk melahirkan rasa bahagia, baik diri sendiri maupun bagi sesamanya itu sejatinya mudah dan murah, yakni awali hari-hari dengan syukur seraya senyum.

Awali dengan hati syukur saat bangun tidur dini hari, lisan melafalkan alhamdulillahilladzi ahyana bakdama amatana wa ilaihi nusur seraya senyum tulus, bahwa hari ini dengan karuniaNya mesti harus terus lebih sukses, lebih berbahagia. 

Doa syukur dan senyum merupakan energi positif yang pada gilirannya akan memengaruhi kita untuk terus bersimpuh di hadapan Allah dalam rangkaian ibadah malam (qiyamul lail), melaui shalat, dzikir, istighfar dan doa-doa munajat ke haribaanNya.

Lalu dalam keseharian saat berinteraksi dengan sesamanya, selain membahagia pada diri sendiri, maka rasa syukur, senyum dan salam juga akan memengaruhi indah dan cairnya suasana komunikasi dan interaksi dengan sesamanya sehingga melahirkan rasa bahagia bagi sivitasnya. Ya inilah, makanya senyum itu bukan hanya perilaku bibir saja tetapi juga bermuara di hati. Senyum itu refleksi hati yang suci nan terbuka. Inilah mengapa senyum itu sedekah; sedekah itu ibadah; maka senyum itu ibadah.

Dalam hadits riwayat Al-Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya: Senyummu untuk saudaramu adalah sedekah. Usahamu untuk mengajak kepada kebaikan dan melarang keburukan adalah sedekah. Usahamu untuk menuntun seseorang yang tersesat menuju jalan yang lebih baik adalah sedekah. Memberikan yang kita miliki adalah sedekah. Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah. Pandanganmu yang peduli kepada mereka yang buruk rupa adalah sedekah. Sedekah yang paling tinggi nilainya adalah nafkah yang diberikan suami kepada istrinya." (HR. Tirmidzi)

Tentang Nabi, ummul mukminin Aisyah ra. mengatakan, "Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah." (HR. At-Tirmidzi)

Di samping bernilai ibadah, senyum tulus adalah kebajikan. Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah saw bersabda: "Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri". (HR. Muslim)

Rasulullah selalu tersenyum kepada sahabat. Dari Jarir bin Abdillah,dia menceritakan: Rasulullah tidak pernah melihatku sejak aku masuk islam, kecuali beliau tersenyum" (HR. Bukhari)

Senyum dengan wajah berseri akan menarik hati orang lain. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw bersabda Sesungguhnya kalian tidak bisa menarik hati manusia dengan harta kalian. Akan tetapi kalian bisa menarik hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak yang mulia" (HR. Al Hakim)

Mengingat sedemikian melimpah manfaat berbagi senyum, maka ia merupakan keniscayaan akhlak, keniscayaan keniscayaan bagi kepribadian orang-orang beriman. Sudahlah mudah dan berkah, senyum juga mengantarkan diri dan sesamanya pada rasa bahagia. Bila yang mudah dan murah ini masih sulit dilakukan, maka kondisi hati yang mesti dibenah. Karena ketika hati masih bermasalah, masih didapati irihati dan dendam atau perangai yang tercela lainnya, maka begitulah yang akan merefleksi dalam sikap sehari-hari. Semoga kita bisa terus berbagi senyum sehingga menuai dan menyemai rasa bahagia. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama