Berbagi Pengamalan

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 18 Dzulhijah 1443

Berbagi Pengamalan
Saudaraku, secara etis segala hal yang sudah diketahui mestinya dijadikan acuan untuk ditindaklanjuti diamalkan. Dengan kata lain, ilmu yang sudah dimiliki mestinya amaliah, dapat diamalkan dalam kehidupan praksis dan amal yang dilakukan mestinya imaniah plus ilmiah, didasari iman yang lurus dan ilmu pengetahuan yang memadahi tentang amalan itu. 

Nah ketika ilmu sudah diamalkan, maka lazim disebut sebagai pengamalan. Pengamalan terhadap ilmu atau ajaran tertentu merupakan hikmah, maka di manapun berada kita layak memungutnya. Inilah mengapa berbagi pengamalan, baik pengamalan yang dilakukan oleh diri sendiri maupun orang lain menjadi sangat-sangat penting. 

Pengamalan ajaran Islam baik dalam ranah akidah, ibadah maupun akhlak menjadi ibrah dan iktibar yang sangat penting. Pengamalan dalam ranah akidah mewujud pada keimanan yang kukuh, istikamah dalam ketaatan kepada Allah dan tidak mensyarikanNya dengan apapun juga. Hati meyakini bahwa Allah satu-satunya ilah yang disembah, yang ditaati dan yang dicintai. Lisan mengikrarkan bahwa la ilaha illallah. Keyakinan dan kesaksian ini dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa kita hanya berta'abud, beribadah, dan memohon pertolongan pada Allah semata.

Ilmu yang melahirkan keyakinan bahwa seluruh amal perbuatan kita tercatat dan dicatat secara akurat oleh Malaikat Pencatat Amal mewujud dalam praktik amal shalih saja. Mengapa? Ya, agar yang ada dalam.catatan buku kehidupan kita hanya catatan atau rekanan kebaikan saja. Suatu saat di akhirat kelak buku catatan kehidupan ini akan diserahkan kepada kita, sehingga dengan kita mengetahui di bagaimana kesudahannya.

Ilmu yang memahamkan bahwa al-Qur'an itu pedoman hidup manusia pada gilirannya akan mewujud pada keistikamahan dalam mempelajari dan membacanya sehingga lebih kreatif dan intensif untuk kemudian memedomaninya dalam kehidupan praksis.

Ilmu yang mengantarkan pemahaman bahwa para rasul adalah pembawa kabar langit untuk kemaslahatan makhluk di bumi mestinya merefleksi pada sikap istikamah dalam mempercayai sepenuh hati akan kerisalahannya dan berusaha meneladaninya dalam seluruh sikap dan kepribadiannya .

Ilmu yang mengantarkan pada pemahaman bahwa segala yang ada ini diatur oleh Allah, ditakdirkan atas segala ketentuannya pada gilirannya harus mewujud pada ikhtiar, doa, tawakkal, dan ridha hanya kepadaNya. Pengamalan ikhtiar, doa, tawakkal dan ridha atas ketentuanNya menjadi satu kesatuan sistem yang tidak bisa dipisahkankan.

Ilmu yang mengantarkan pada pemahaman atas rukun Islam yang lima, mestinya mewujud secara nyata.  Dipraktikkannya melalui kesaksian laa ilaha illa llah wasyhadu anna Muhammadan rasulullah, penunaian shalat, puasa, zakat dan menunaikan ibadah haji.

Ilmu yang mengantarkan pada pemahaman bahwa akhlak mahmudah menjadi kunci kebahagiaan, maka pada gilirannya harus mewujud dalam akhlaq al-karimah dalam kehidupan sehari-hari. Praktik sabar, istikamah, ridha, qanaah, sopan, santun, pemberani, 'iffah, tawadhuk, rendah hati, kreatif, ulet, sederhana, hemat, tepo sliro, pemurah menjadi identitas keislaman stiap orang.

Begitulah ilustrasi pengamalan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Dan tentu masih banyak sekali ilmu praktis yang sudah diamalkan dan harus terus diamalkan dalam kehidupan praksis. Misalnya pengamalan atau praktik baik dalam menjaga kesehatan, pengamalan dalam merah sukses, pengamalan dalam berkeluarga, bermasyarakat berbangsa dan bernegara, pengamalan dalam mendidik, pengamalan dalam betmuamalah, pengamalan dalam membangun rumah, pengamalan dalam dan seterusnya.

Mengapa pengamalan mesti dibagikan? Ya, di samping untuk ibrah dan pelajaran, juga menjadi di antara media untuk saling ingat mengingatkan. Semoga kita menjadi lebih bijak bertindak. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama