Muhasabah 19 Dzulhijah 1443
Berbagi Pengalaman
Saudaraku, ilmu yang diamalkan dan segala hal yang dialami, baik oleh diri sendiri maupun orang lain tentu menjadi pengalaman hidup yang sarat makna. Semua pengalaman hidup menjadi penting karena padanya tersimpan ibrah bagi kehidupan. Untuk ini, bahkan kemudian mengkristal menjadi ungkapan kearifan bahwa pengalaman itu merupakan guru terbaik kehidupan.
Pengalaman setiap orang atau umat tentu berbeda-beda dan beragam. Secara umum terdapat pengalaman indah yang menyenangkan, tetapi juga ada pengalaman pahit yang memilukan. Keduanya bisa saling datang bergantian sesuai dengan goresan dan garisan tangan masing-masing orang.
Secara personal masing-masing orang memiliki pengalaman hidup misalnya saat kecil atau saat bersekolah di TK atau sekolah dasar, ketika remaja belajar di smp dan sma, saat lajang dan berkeluarga, saat punya dan mendidik anak, saat menua dan seterusnya. Tidak kalah pentingnya pengalaman belajar calistung baca tulis hitung, berfastabiqul khairat, berteman, bertetangga, bermasyarakat, belajar kendaraan, naik pesawat pertama dan seterusnya. Juga pengalaman belajar shalat, ngaji, puasa, puasa di Makkah, umrah, haji, shalat di Haramain dan seterusnya.
Pengalaman apapun, bahkan ketidak berhasilan sekalipun sejatinya merupakan pengalaman belajar tentang hidup dan kehidupan yang kemudian akan menjadikan lebih baik. Maka dalam hidup ini harusnya tidak ada istilah gagal, yang ada kesuksesan tertunda, karena gagal itu juga pengalaman belajar, ya belajar tentang hidup dan kehidupan. Misalnya tidak lulus di prodi atau PT terakrediasi unggul atau tidak lulus tes pegawai atau tidak jadi nikah dengan seseorang yang menjadi idaman, ini bukan kegagalan, tetapi pengalaman belajar tentang hidup dan kehidupan. Dengan catatan, bahwa pengalaman ini idealnya kemudian menjadikannya lebih bijak dan cerdas sampai Allah menganugrahkan ketentuan terbaik baginya.
Pengalaman yang baik dari seseorang atau umat-umat terdahulu hingga sekarang sebaiknya diikuti. Pengalaman masa lalu yang diceritakan dalam al-Qur'an tentu menjadi ibrah berharga. Misalnya, kesudahan yang membahagiakan bagi orang-orang yang menaati Nabi tentu akan kita ikuti sebisa mingkin.
Sebaliknya pengalaman buruk yang dialami oleh seseorang atau oleh umat terdahulu tentu harus dihindari. Seperti bagaimana akhir yang tragis dari orang-orang yang mengingkari risalah Nabi, tentu menjadi warning atau alarm kehidupan agar kita tidak mengulangi keingkarannya.
Berbagi pengalaman yang dialami di masa silam, niscaya akan memudahkan hidup dan kehidupan kita. Maka semakin banyak berbagi dan belajar dari pengalaman yang terjadi di masa silam akan memudahkan hidup di masa kini, dan meringankan beban masa depan. Semoga kita mampu mengambil ibrahnya. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus