Berbagi itu Keteladanan

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Hari Tasyrik, Hari Jemur Daging, Hari Makan Minum Sedunia
13 Dzulhijah 1443

Berbagi itu Keteladanan
Saudaraku, ajaran berbagi dan praktik berqurban senantiasa mengingatkan kita pada keteladanan Nabi Ibrahim as dan keluarganya. Ya, Nabi Ibrahim as yang populis dijuluki sebagai bapak monotheisme sungguh mensejarah, berhasil mewariskan keteladanan agung dan menyatukan semua anak keturunannya pada ajaran kepasrahan terhadap Allah ta'ala (humul muslimun).

Keteladanan Nabi Ibrahim dan keluarganya benar-benar melintas batas zaman dan area, sehingga senantiasa dikaji diwarisi dan diteladani demi meraih keridhaan Allah ta'ala. Setidaknya di beberapa tempat dalam al-Qur'an menjadi saksi Allah berfirman yang artinya “Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “sesungguhnya kami berlepas diri dari pada kamu dan dari pada apa yang kamu sembah selain Allah …” (Qs. al-Mumtahanah 4)

Betapa Nabi Ibrahim as berbagi keselamatan pada umat manusia dengan tidak henti-hentinya mengajak pada ketauhidan yang sempurna. Betapa Nabi Ibrahim as mendobrak praktik paganisme yang membudaya di tengah-tengah masyarakat, karena benar-benar merupakan kedzaliman yang nyata sekaligus kegelapan di masanya.

Allah juga berfirman yang artinya “Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; yaitu bagi orang-orang yang mengharap pahala Allah dan keselamatan pada hari kiamat…”(Qs. al-Mumtahanah 6)

Betapa Nabi Ibrahim dan keluarganya berbagi keteladanan yang mengesankan akan ketaatan pada Allah ta'ala dalam seluruh aspek kehidupannya. Lihatlah ketaatan saat mengajak Siti Hajar, istrinya dan Ismail yang masih dalam susuan ibunya ke suatu lembah tandus di Makkah dan meninggalkannya di sana. Dan lihatlah ketaatan ibunda Siti Hajar yang masih menyusui Ismail putranya ditinggalkan di tempat tandus tak berpenghuni. Seorang suami dan istri yang hidupnya benar-benar hanya untuk Rabbnya.

Allah juga berfirman yang artinya “Dan ingatlah, ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: ”Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam (panutan) bagi seluruh manusia…” (Qs. Al-Baqarah 124)

Lihatlah betapa Nabi Ibrahim dan keluarganya berbagi keteladanan yang mengesankan dengan pengurbanan yang agung. Keistikamahan Nabi Ibrahim dalam ketaatan, keikhlasan Ibunda Siti Hajar dan kepasrahan Ismail dalam episode pengurbanan diri Ismail yang diperintahkan kepadanya, sehingga Allah meridhainya dengan mengganti sembelihan dari surga.

 “Sesungguhnya Ibrahim adalah ummah (seorang imam yang dapat dijadikan teladan) patuh kepada Allah dan (hatinya) cenderung kepada kebaikan. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)”. (Qs. Al-Nahl 120)

Betapa Nabi Ibrahim as telah berbagi keteladanan akan keistikamahannya pada ketauhidan yang sempurna sehingga dapat mengantarkannya pada keridhaan Allah ta'ala. Ajaran ketauhidannya, diwariskan dan diwarisi hingga umat Nabi Muhammad saw, bahkan hingga akhir zaman. Kita, setidaknya sembilan kali dalam shalat fardhu dalam kesehariannya menyebut Nabi Ibrahim as, berdoa, berselawat dan menyandingkan dengan Nabi Muhammad saw.

Dalam rangka memprevensi manusia terbuai dengan kecintaannya pada harta, tahta dan keluarga, Nabi Ibrahim as berbagi keteladanan dengan mengajarkan ketaatan tanpa batas pada Allah, hatta harus mengurbankan anak kesayangannya. Dengan pengurbanan agung yang diteladankannya, setidaknya menjadi alarn kehidupan bahwa kecintaannya terhadap harta, tahta dan keluarga harus bermuara pada kecintaannya pada Allah ta'ala. Semoga kita dianugrahi hati yang istikamah dalam ketaatan kepada Allah ta'ala.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama