Berbagi itu Dekat

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 10 Dzulhijah 1443

Berbagi itu Dekat
Saudaraku, inilah sejatinya filosofi berbagi, yang hari ini disyukuri dalam rangkaian perayaan idul adha atau idul qurban, hari raya penyembelihan hewan qurban, hari raya haji, hari raya dimana kita berusaha mendekat kepada Allah sembari mendekati sesama.

Ya Islam mengajarkan bahwa berbagi kepada sesama itu menjadi di antara asbab mendekatkan diri pada Allah ta'ala (taqurrub ilallah). Inilah mengapa kedekatan dengan sesama mengantarkan dirinya pada kedekatan dengan Rabbnya, atau sebaliknya kedekatan dengan Rabbnya mengantarkan kedekatannya pada sesamanya. Dan inilah sebenarnya makna berbagi, dalam hal ini berqurban; mendekati Allah dengan mendekati sesama; mendekati sesama agar menjadi lebih dekat pada Allah Rabbuna.

Dengan demikian kita menjadi lebih mengerti bahwa upaya mendekatkan diri pada Allah, taqarrub ilallah di samping dapat dilakukan dengan shalat, berdzikir, berpuasa, dan berhaji, tetapi juga bisa dengan berbagi seperti mengeluarkan zakat, bersedekah, berinfak, berwakaf, menyantuni fakir miskin, dan berqurban. 

Dengan ajaran ini kira-kira kita akan meneguhkan bahwa di samping dimensi vertikal, maka dimensi sosial horisontal juga mendapat atensi memadahi dalam Islam. Artinya orang baik itu adalah orang yang baik dalam pandangan Khalik tetapi juga baik dalam pandangan makhluk. Makanya pernah ada riwayat yang mengabarkan bahwa ada orang ahli shalat dan ahli puasa tetapi masuk neraka lantaran suka menyakiti hati sesamanya.

Kedekatan kepada Allah dan kedekatan dengan sesama menjadikan diri eksis dalam keridhaanNya. Dengan keridhaanNya, Allah senantiasa mencurahkan karunia yang tak terkira. Allah berfirman yang artinya "Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah). (Qs. Al-Kautsar 1-3)

Dengan mensyukuri karunia Allah yang melimpah tersebut, menjadi energi positif yang menuntun kita untuk terus menambahi rasa syukur di masa-masa berikutnya. Di antaranya dengan mendekat melalui shalat dan berqurban.

Sekali lagi, berbagi itu dekat, dekat pada Allah, dekat pada sesama, dekat dengan karuniaNya, dekat dengan surga. Dan agar manusia senantiasa berusaha taqarrub ilallah, di hari raya idul adha ini kita diingatkan dengan peristiwa pengurbanan agung Nabi Ibrahim as dan keikhlasan Nabi Ismail dan ibundanya Siti Hajar. Ketiga pribadi mulia ini senantiasa mendekatkan diri pada Allah dengan mentaati seluruh titahNya.

Allah mengabadikan kedekatan mereka pada Allah ta'ala. Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! "

Ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah), Kami memanggil dia, “Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. (Qs. Al-Shaffat 102-105)

Atas kedekatan, ketaatan dan keikhlasan hamba-hambaNya, Allah menggantikan pengurbanan Ismail dengan sembelihan dari surga. Dan inilah kemudian pensyariatan berqurban di hari nahr menjadi tuntunan kemuliaan bagi umat manusia hingga umat Nabi Muhammad saw.

Dan terdapat riwayat dari Aisyah ra, Rasulullah bersabda; "Tidaklah seorang anak Adam melakukan pekerjaan yang paling dicintai Allah pada hari nahr kecuali mengalirkan darah (menyembelih hewan qurban). Hewan itu nanti pada hari kiamat akan datang dengan tanduk, rambut dan bulunya. Dan pahala qurban yang menetes pada suatu tempat sebelum menetes ke tanah. Maka hiasilah dirimu dengan ibadah qurban “ (Hr. Ibnu Majah)

Allah maha tahu, setiap kita dekat dengan keluarga, cinta pada anak, maka kita tidak diminta untuk mengurbankan keluarga, tidak disuruh mengurban anak, dan justru diminta mensyukuri dengan menyayanginya. Di antara tandanya kita shalat, mengajak keluarga untuk shalat dan berqurban dengan hewan sembelihan dan membagikan kepada sesama. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama