Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 5 Dzulhijah 1443
Berbagi itu Berkah
Saudaraku, tema berbagi itu berkah begitu mengemuka dalam banyak pengalaman hamba-hanya yang merengkuhnya. Ya berkah itu kebaikannya benar-benar bertambah-tambah. Ya bertambah-tambahnya ini bisa berupa harta, berupa ampunan dan surga, berupa kesehatan atau pulih yang menakjubkan dari sakit atau suatu penyakit yang diderita, berupa keselamatan dan terhindar dari mara bahaya yang mengancam dan seterusnya.
Pertama, berbagi menyediakan keberkahan pada harta. Allah berfirman yang artinya "Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tuju bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas karunia-Nya lagi maha mengetahui. (Qs. Al-Baqarah 261)
Sudah banyak praktik dan pengalaman orang bersedekah yang kemudian dibalas tunai oleh Allah dan berlipat ganda bahkan dalam sesaat setelah berbagi. Misalnya, pemilik warung makan menggratiskan kepada para pelanggan pada setiap hari Jumat, tetapi justru memperoleh keuntungan yang berlipat ganda pada hari selainnya, sehingga omset dan pelanggannya bertambah-tambah.
Kedua, berbagi menyediakan ampunan dan surga. Allah berfirman yang artinya Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Qs. Ali Imran 133-134)
Dalam normativitas yang makna terjemahnya tertera di atas di antaranya dapat dipahami bahwa orang bertakwa itu adalah orang-orang yang gemar berbagi yakni menafkahkan hartanya pada jalan Allah seperti untuk menafkahi keluarga, membiayai dakwah atau pendidikan bagi umat, membangun fasilitas umum, dan meringankan beban sesamanya. Orang-orang yang menafkahkan hartanya pada jalan Allah dijanjikan ampunan dan kebahagiaan surga yang luasnya seluas bumi dan langit.
Ketiga, berbagi menjadi asbab kesembuhan dari sakit atau suatu penyakit. Adalah cerita dari saudara Hamid Husain di antara buktinya. Di salah satu keluarga Arab Saudi yang tinggal di pinggiran kota Riyadh, karena sang istri menderita kanker darah stadium 4, maka keluarga ini merekrut seorang TKW asal Indonesia untuk membantu dan merawat sang istri.
Sepekan TKW ikut keluarga Saudi ini, sang istri yang menderita kanker darah ini curiga padanya karena sering bolak balik ke kamar mandi dan berlama-lama, lalu suatu pagi ia menanyai sang pembantu mengapa sering ke kamar mandi dan berlama-lama tidak wajar.
Sang TKW menjelaskan bahwa ia baru saja 20 hari yang lalu melahirkan anak, karena sangat butuh uang iapun mendaftar menjadi TKW dan berangkatlah ke Saudi dengan biaya pinjam kiri kanan. Karena kedua susunya selalu penuh ASI, maka dia yang masih belum pulih dan masih diselimuti rasa rindu sering2 ke kamar mandi mengeluarkan ASI sambil membayangkan bayinya yang ditinggal di Indonesia.
Sang majikan perempuan ini pun iba, dan segera memesankan tiket pesawat. Keesokan harinya ia memanggil sang TKW sekaligus menyodorkan 2 amplop berisi tiket pesawat, paspor dan gaji selama 24 bulan (sesuai perjanjian kerja kontrak 2 tahun). Sang majikan, "Saya tidak tega, saya dapat merasakan perasaan seorang ibu, pulanglah ke kampungmu, jika suatu hari kamu ingin kembali silakan, dengan senang hati, ini no telepon kami, silahkan hubungi kami jika perlu".
Sang pembantu sangat gembira dan pulang ke tanah air. Sepulang TKW ini, keadaan sang majikan tiap hari terus membaik meskipun tanpa pembantu. Dia ke dokter langganannya, periksa, dan kaget, seolah tidak percaya, untuk berulang kali, dokter berulang kali CT-scan, indoskopi, periksa darah berulang. Hasilnya tetap menunjukkan 100% sembuh total. Ia bersih dari kanker.
Ia bertanya, bagaimana ini bisa sembuh? Obat apa yang diminum?
Dia hanya berkata, "Pesan Rasulullah saw: 'Obatilah yang sakit dengan perbanyak bersedekah (daawuu mardhaakum bisshadaqah)".
Keempat, berbagi itu menolak bala. Di antara kisah nyata sebagai buktinya. Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada hari Kamis, 23 Desember 2021 yang lalu, terjadilah sebuah musibah kebakaran di Pasar Kroya, Cilacap.
Kerugian yang harus ditanggung para pemilik kios tentu cukup besar. Bisa mencapai ratusan juta rupiah. Tapi, ternyata di antara puing-puing kios yang hangus dilalap si jago merah ada sebuah kios yang masih utuh.
Kios yang tetap berdiri tegak tersebut adalah kepunyaan Bapak Marsono, seorang pedagang makanan-makanan beku (frozen food), minuman sachet dan lain sebagainya. Sosis dagangan yang ada di kios itu pun bahkan masih nampak beku, Maasyaa Allah, tentu ini sebuah keajaiban.
Berdasarkan penuturan tetangga dan orang – orang yang mengenal bapak Marsono, beliau seorang yang sangat gemar bersedekah. Benar kiranya bahwa sedekah bisa menjadi pencegah bala dan bencana. Sebagaimana sabda Nabi saw: Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah.
Ini hanya sedikit pengalaman betapa berbagi menyediakan keberkahan yang tak diduga-duga datang dan besarannya. Semoga kita bisa. Aamiin ya Mujib al-sailin
Tags:
Muhasabah Harian