"Fitrah" Menang

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 18 Zulkaidah 1443

Fitrah Menang
Saudaraku, ketika perjuangan dilandasi dengan niat tulus dan dilakukan dengan segenap kesiapan diri berikut kualitas yang memadahi, maka hasilnya segera dapat dirasakan, yakni kemenangan. Nah, menang atau kemenangan inilah termasuk di antara asal kejadian atau fitrahnya manusia yang menjadi tema muhasabah hari ini. 

Ya, hal ini sekaligus untuk menguatkan bahwa pada umumnya memang menang dan kemenangan itu sejatinya di ujung atau di akhir, datangnya setelah perjuangan dilakukan. Meskipun demikian tanda-tandanya telah dirasakan sebelumnya. Dalam kaitan dengan fitrah atau asal kejadian  manusia, kemenangan sudah nampak pada kualitas dan perjuangan tanpa henti sejak sebelum pertemuan antara sel sperma yang berkualitas dari jutaan lainnya yang tersisih dengan sel telur yang sudah menunggu di alam kandungan ibunda. Dengan demikian, sejak awal kejadiaannya kemenangan melekat menyertai setiap diri hingga menjadi nyata keberadaannya.

Dalam al-Qur'an, menang atau kemenangan digunakan lafald al-fath, fataha yang berarti membuka, terbuka atau keterbukaan. Artinya kemenangan itu merupakan  keterbukaan segala kebaikan, sarat keuntungan. Oleh karenanya bila fitrah kita sebagai pemenang, maka pintu-pintu kebaikan sudah disediakan Allah sejak mula keberadaannya. 

Karena pintu-pintu kebaikannya sudah terbuka sejak mula, maka keberadaannya selalu dalam pelukan kasih sayang Allah ta'ala sebagaimana makna rahim tempat memulainya kehidupan di alam kandungan ibunda.

Begitu juga halnya saat sudah lahir dan hidup di dunia ini, kita selalu dalam pelukan kasih sayang Allah ta'ala. Di antara kebaikan yang dinikmati di dunia adalah nikmat iman, nikmat Islam, nikmat kesehatan, nikmat harta, niknat tahta, nikmat keluarga, anak, suami atau istri yang shalih dan shalihah. Oleh karenanya agar terbukanya pintu kebaikan senantiasa terjaga, maka selama hidup di atas bumi Allah ini, kita senantiasa berjuang untuk menjemput kemenangan. 

Di samping itu, kemenangan selalu dirasakan karena kita berhasil menundukkan hawa nafsu dan bisikan setan pada diri kita masing-masing. Dengan demikian kita selalu merdeka dari intervensi yang destruktif, baik dari hawa nafsu maupun bujukan setan. Inilah mengapa sejatinya meraih kemenangan atau kebahagiaan itu hanya dapat dirasakan dengan dan bersama keridhaan Allah saja.

Dengan terus berusaha mempertahankan kemenangan deni kemenangan yang sudah dirasakan dengan senantiasa berada dalam ketaatan pada Allah semata.

Di samping al-fath, dalam al-Qur'an, juga menggunakan lafad al-falah sebagai kemenangan atau keberuntungan. Allah berfirman 

قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ الَّذِيۡنَ هُمۡ فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَ وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَنِ اللَّغۡوِ مُعۡرِضُوۡنَۙ وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِلزَّكٰوةِ فَاعِلُوۡنَۙ وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِفُرُوۡجِهِمۡ حٰفِظُوۡنَۙ اِلَّا عَلٰٓى اَزۡوَاجِهِمۡ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُمۡ فَاِنَّهُمۡ غَيۡرُ مَلُوۡمِيۡنَ‌ۚ‏ فَمَنِ ابۡتَغٰى وَرَآءَ ذٰ لِكَ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡعٰدُوۡنَ وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِاَمٰنٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَاعُوۡنَ وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَلٰى صَلَوٰتِهِمۡ يُحَافِظُوۡنَ   

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1) Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya (2) Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna (3) dan orang-orang yang menunaikan zakat (4) dan orang-orang yang menjaga kemaluannya (nafsu seksnya) (5) kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela (6) Barangsiapa yang mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampui batas (7) dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya (8) dan orang-orang yang memelihara shalatnya" (QS Al-Mukminun 1-11)
 
Semoga kita termasuk bagian dari orang-orang yang memperoleh kemenangan. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama