"Fitrah" Kecerdasan

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 19 Zulkaidah 1443

"Fitrah" Kecerdasan 
Saudaraku, di antara kualitas karunia Allah kepada setiap orang adalah kecerdasan.  Meskipun saat mengarungi kehidupan di dunia ini aktivasi dan aktualisasi kecerdasan berberda-beda satu orang dengan lainnya, namun sesungguhnya secara potensial kecerdasan itu sudah dibawa sejak mula keberadaanya. Inilah di antara karunia Allah yang menjadikan manusia istimewa di antara seluruh ciptaanNya.

Allah berfirman yang artinya 
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Qs. Al-Nahl 78)

Dengan kemahamurahan Allah ta'ala, setiap orang dianugrahi organ tubuh yang senpurna dan seperangkat piranti yang luar biasa komplit. Di kepala saja, menurut temuan para ilmuwan, kabarnya terdapat otak yang padanya seperti "hardisk" tersimpan trilyunan neuron dan setiap neuronnya saja terdiri ribuan sel yang ketika satu sel saja dengan kreativitas dirinya sehingga bersinggungan dengan sel lainnya akan menghasilkan ide, gagasan atau percikan ilmu dan pemikiran yang luar biasa.

Di samping itu, di kepala manusia masih terdapat fakta yang sangat mengagumkan. Apa dan mengapa? Karena, di antaranya di kepala manusia ada akal. Atas kemahamurahanNya, Allah telah menganugrahkan potensi minimal tujuh kemampuan yang tanpa batas (unlimited) yang terdapat di akal manusia, yang saya sebut sebagai kemampuan tujuh petala. 

Secara filosofis, karena kemampuan tujuh petala di kepala manusia ini persis dengan tujuh petala langit yang ada di alam semesta ini yang juga terbentang samgat luas tak bertepi. Silahkan tuan puan berjalan keliling penjuru bumi, maka di atas jarak pandang kita terdapat petala langit pertama yang membentang cakrawala sangat luas tak bertepi. Kita kemudian berucap subhanallah mengagumi dan alhamdulillah mensyukuri.

Secara manusiawi, tujuh petala tetap menyediakan pandangan bahwa ruang angkasa itu bersaf-saf berlapis-lapis langitnya hingga tujuh jumlahnya, sehingga kita mengenal tujuh petala langit. Malah untuk memudahkan memahami realitas ini kita sering diingatkan tentang mi'rajnya Nabi Muhammad saw dari langit yang satu ke langit di atasnya hingga tembus di sidrat al-muntaha.

Secara substantif, kata tujuh petala bisa jadi tidak merujuk pada jumlah angka tujuh tetapi untuk menyatakan banyak, sehingga tujuh petala langit bisa dimaknai betapa banyak planet dan benda-benda di angkasa yang masing-masing sangat luas sebagai bagian alam semesta ciptaan Allah. Dengan demikian logikanya juga betapa unlimitednya potensi manusia yang dianugrahkan Allah ta'ala. Lagi-lagi, kita kemudian berucap subhanallah mengagumi dan alhamdulillah mensyukuri.

Saat tuan puan membaca muhasabah ini, tentu bukan saja merupakan aktivitas lahiriah semata tetapi juga aktivitas mental batiniah. Lontuan yakin, di kepala kita saja memungkinkan melibatkan secara intens adanya aktivitas berpikir, berimajinasi, berintuisi, berefleksi, mengigat membuka file memori, menghafal, dan mengendalikan diri secara proporsional. Aktivitas apa di kepala yang lebih dominan, tentu sangat relatif bergantung pada pribadi kita masing-masing. Inilah potensi tujuh petala pada manusia yang amat mempesona.

Dari anugra tujuh petala tersebut, maka aktualisasi dan aktualisasi menjadi bukti kita mensyukuri. Dengan mensyukuri inilah, maka betapa akseleratifnya sain dan teknologi berkembang atas jasa para ilmuwan. Beragam inovasi dan temuan berawal dari ide atau gagasan atau teori ilmu pengetahuan yang senantiasa ditindaklanjuti secara konsisten, aktif dan kreatif oleh para cerdik pandai, sehingga mendatangkan kemudahan, dan kenyamanan hidup manusia.

Semoga kita menjadi di antara hambaNya yang cerdas mensyukuri. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama