Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 24 Zulkaidah 1443
Fitrah Keindahan
Saudaraku, hampir dipastikan bahwa semua manusia menyukai keindahan, baik keindahan diri manusia itu sendiri maupun keindahan luar dirinya seperti keindahan masjid, rumah kediaman, kantor tempat bekerja dan alam sekitarnya. Bahkan lebih subtantif lagi, yakni suka terhadap keindahan hati yang menyembul dalam perilaku sehari-hari.
Khusus dalam konteks pemeliharaan keindahan diri, Nabi saw mewanti-wanti agar kita umatnya mengindahkan beragam fitrah yang mendukung keindahan dirinya. Di antaranya fitrah mencukur kumis, memperindah jenggot, mencabut bulu ketiak dan bulu kemaluan.
Ammar bin Yasir meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
الفطرة عشر: المضمضة والاستنشاق والسواك وقص الشارب وتقليم الأظافر وغسل البراجم ونتف الإبط والانتضاح بالماء والختان والاستحداد
“Fitrah itu ada sepuluh: berkumur, membersihkan hidung, bersiwak, mencukur kumis, memotong kuku, membasuh punggung jari, mencabut bulu ketiak, bersuci dengan air, berkhitan, dan memotong bulu kemaluan.” (HR. Muslim)
Aisyah ra juga meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
عشر من الفطرة: قص الشارب وإعفاء اللحية والسواك واستنشاق الماء وقص الأظافر وغسل البراجم ونتف الإبط وحلق العانة وانتقاص بالماء. قال الراوي مصعب بن شيبة: ونسيت العاشرة، إلا أن تكون المضمضة. قال النووي عن العاشرة: لعلها الختان وهو أولى
“Ada sepuluh fitrah (kemanusiaan): memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, membersihkan hidung dengan air, memotong kuku, membasuh punggung jari-jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, bersuci dengan air. Perawinya, Mus’ab bin Syaibah berkata: “Saya lupa yang kesepuluh. Kemungkinan besar adalah berkumur-kumur.” Imam Nawawi berkata tentang yang kesepuluh : “Bisa jadi khitan, dan memang sudah semestinya begitu.” (HR.Muslim).
Hari ini kita mencermati fitrah keindahan yang merefleksi pada empat etika diri yakni mencukur dan merapikan kumis (tentu bila punya), memperindah jenggot (seandainya ada saja tanpa mengada-ada), membersihkan ketiak dan kemaluan. Mengapa ini merupakan fitrah?, ya di antaranya karena dapat memperindah diri, baik dari segi penampilan lahiriyah maupun apalagi ranah perilaku tingkahpolah. Setidaknya diri sendiri merasa nyaman, aman, luwes luas leluasa dan percaya diri.
Coba bayangkan andai ada seseorang yang punya kumis lebat apalagi berantakan menutupi bibir dan mulutnya, saat makan atau ketika minum atau berbicara apalagi saat tersenyum! Juga bayangkan andai punya organ badan meski tersembunyi seperti ketiak kotor lantaran bulu juga bau atau area kemaluan tak terurus sehingga menimbulkan aroma tak sedap!. Jawabannya ruwet, ribet dan bisa-bisa ribut, kan?. Oleh karenanya segala yang berpotensi menutupi keindahan mesti dibersihkan, keindahannya dijaga, dirapikan, diruwat dan dirawat agar bermartabat. Begitulah Islam memberi tuntunan kepada umat manusia, bahkan sampai pada hal-hal yang bisa jadi dianggap remeh sekalipun, padahal sangat berpengaruh terhadap keindahan diri.
Oleh karena itu, bila dimaksudkan untuk memelihara fitrah keindahan, maka sekecil apapun bentuk dan ikhtiar yang dilakukan tetap dipandang mulia sehingga nilainya harus terus diwariskan oleh antar genersi. Semoga kita menjadi indah: indah lahir dan indah batin. Ya indah lahir batin. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian