Fitrah Curiosity

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 23 Zulkaidah 1443

Fitrah Curiosity
Saudaraku, di antara kemurahanNya, Allah telah menganugrahi curiosity atau rasa ingin tahu kepada setiap manusia. Meski dalam hal ini, masing-masing diri kita barangkali baru menyadari setelah merenunginya. Padahal sejak mula keberadaannya di atas bumi ini, setiap orang sudah memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang belum diketahuinya, yanh belum dikenalnya, sesuatu belum dicobanya, belum dirasakannya, dan belum dinikmatinya. Inilah fitrah setiap orang. Barangkali yang membedakan antar satu dengan lainnya hanya terletak pada tingkat dan ikhtiar dalam memenuhinya.

Dengan maksud yang sama, kita sering menggunakan istilah penasaran. Misalnya, penasaran sehingga mendorong bayi mengisap jari atau sesuatu yang berhasil diraihnya. Kemudian semakin besar juga penasaran terhadap cita rasa buah, makanan atau kopi atau minuman tertentu. Penasaran terhadap cita rasa menaiki kendaraan tertentu. Penasaran terhadap panorama dan keindahan tempat tertentu.  Penasaran terhadap pengalaman duduk di suatu jabatan tertentu. Penasaran lulus tes CPNS atau tidak. Penasaran siapa presiden tahun 2024 berikut menteri-menterinya, siapa pj gubernur Aceh, siapa rektor baru kita? Termasuk penasaran terhadap zauq dan manisnya iman. Dan seterusnya...

Selama curiositynya terhadap hal-hal yang bermanfaat, maka ia akan menjadi energi positif yang dapat mendorong peningkatan kualitas diri, baik kualitas kesehatan fisiknya, kualitas intelektualitasnya, kualitas sosialnya maupun kualitas spiritualitasnya.

Curiosity sebagai energi positif juga dapat mendorong akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lazimnya, keingintahuan kemudian mendorong setiap orang untuk terus ikhtiar, membaca, membanding-mbandingkan, meneliti,  menganalisa, mencoba, menemukan hal baru dan menulisnya. Begitulah ide, gagasan, teori, Ilmu dan juga teknologi terus berkembang seiring dengan tingkat curiosity manusia.

Betapa Thomas Alfa Edison kecil penasaran akan banyak hal termasuk mencoba mengerami telur ayam, sehingga nantinya berhasil menemukan teknologi lampu pijar. Betapa penasarannya Einstin mengejar dan menangkap cahaya yang selalu gagal meraihnya saking cepat pergerakannya, lalu nantinya mampu melahirkan teori relativitas yang dahsyat. Betapa Isaac Newton kecil meski suka melamun, bermain dan mengamati segala sesuatu menjadi kegiatan hariannya, mampu menemukan teori baru yang berguna untuk ilmu pengetahuan.

Betapa hebatnya al-Kindi menterapi pasiennya dengan memperdengarkan musik tertentu. Betapa intensifnya Ibnu Rusydi melakukan penyembuhan  demi penyembuhan pasiennya sehingga berhasil mewariskan kitab kuliat al-tib yang amat populis. Dan seterusnya.

Bukan saja pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan curiosity atau rasa ingin tahu juga dapat mendorong seseorang untuk  merasa lebih bahagia. Mengapa? Orang dengan curosity positifnya dipercaya memiliki tingkat kestabilan emosi yang lebih tinggi, tingkat kecemasannya lebih rendah, dan tingkat kepuasannya lebih tinggi.

Dalam dimensi sosial, curiosity juga dapat memperluas rasa empati dan simpati untuk mengetahui hal ikhwal orang lain atau berbicara dengan orang-orang di luar lingkaran sosial sendiri, dapat membantu untuk memiliki rasa empati dan simpati yang lebih luas dengan memahami orang lain.

Semoga curiosity kita hanya terhadap yang baik-baik saja, tidak pada yang buruk, seperti ingin tahu kekurangan atan bahkan kejelekan orang lain. Allah berfirman yang artinya Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat 12)

Nabi saw juga mengingatkan, Janganlah kalian melakukan ghibah terhadap orang Islam, dan jangan pula mencari-cari cacat/kekurangan mereka. Karena barang siapa mencari-cari kesalahan orang Islam, maka Allah akan mencari kesalahannya. Dan barang siapa yang Allah cari kesalahannya, maka Allah akan permalukan dia walau dia sedang berada di tengah-tengah tempat tinggalnya. (HR At Tirmizy dan lainnya)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama