Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 16 Zulkaidah 1443
"Fitrah" Berkualitas
Saudaraku, seperti telah disampaikan dalam muhasabah yang baru lalu bahwa manusia itu sesempurna ciptaan Allah ta'ala di antara seluruh ciptaanNya, maka hari ini kita akan mencermati tentang asal kejadian atau fitrahnya manusia berikutnya, yakni fitrah berkualitas.
Dengan kemahamurahan Allah, setiap diri yang dianugrahi modal berkualitas maka eksis, bertahan dalam mengatasi tantangan yang menghalang. Saat mengatasi tantangan meniscayakan kesungguhan perjuangan (jahada, jihad, ijtihad, mujahadah). Inilah asal kejadian atau fitrahnya manusia sejak mula.
Ya benar, fitrah berkualitas telah ditunjukkan sejak awal keberadaannya di alam arwah, ruh setiap orang sebagai salah satu dari lima yang kekal, kemudian pada saatnya ketika diri setoap manusia bermula di kandungan ibunda. Konon, itu terjadi bermula pada pertemuan satu sel sperma yang berkualitas dari jutaan lainnya yang tersisih dengan sel telur yang sudah menunggu.
Di sini setidaknya terdapat dua asal kejadian manusia yakni berkualitas sehingga bertahan bisa terjadi konsepsi (pembuahan, kehamilan) dan struggle daya juang yang luar biasa. Hanya dengan kemahamurahanNya, Allah menganugrahkan keduanya menjadi nyata sehingga terjadi pembuahan, awal kejadian setiap diri kita.
Begitulah ibrah awal penciptaan diri manusia; berkualitas dan kemampuan bertahan. Adapun prinsip berkualitas sehingga dapat bertahan dapat direnungkankan Al-Qur'an, Allah berfirman yang artinya, Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan (Qs. Al-Ra’du 16-17)
Berdasarkan normativitas di atas, di antaranya dapat diambil ibrah bahwa kebenaran dan orang-orang yang berkualitas itu bagaikan air. Mengapa? Ya, karena kebenaran dan kualitasnya kemudian dapat mengairi, mengaliri, menutupi kekurangan, meratakan dan menghidupi. Adapun kebathilan dan orang-orang yang tak berkualitas itu digambarkan bagaikan buih yang tak memiliki kekuatan apa-apa meskipun banyak. Buih meski bergunung-gunung akan terombang ambing oleh angin yang bertiup lalu hilang berantakan ditelan gelombang sehingga tak akan ada bekas apa-apa.
Mencermati asal kejadian manusia, maka fitrah berkualitas dan kesungguhan berjuang menjadi nyata sejak awal mula. Persoalannya setelah lahir dan hidup di atas bumi ini, fitrah berkualitas dan kesediaan berjuang bisa tidak aktual atau kurang membumi. Inilah peran eksternal terutama kedua orangtuanya dengan pendidikan atasnya yang ditunggu dinanti untuk memvasilitasi tumbuh berkembangnya fitrah yang dibawa dari sedia kala. Semoga kita bisa. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian