Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 6 Syawal 1443
Membaca Al-Haq
Saudaraku, dalam praktik berislam, momen idul fitri senantiasa dirindukan oleh setiap insan yang beriman. Bukan saja karena merupakan hari kemenangan, saat kembalinya umat Islam untuk berbuka lagi setelah hari-hari selama sebulan berpuasa, kondisi ketakberdosaan, tetapi idul fitri atau syawalan juga merupakan hari silaturahim, hari-hari bereuni berkumpul bernostalgia bersama keluarga sanak saudara dan masa liburan.
Bahkan masa liburan dalam rangka idul fitri tahun ini relatif lebih lama sehingga lebih semarak ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Apalagi baru hari raya idul fitri kali ini kita bangsa Indonesia juga warga bangsa dunia relatif bisa bernafas lebih lega karena lebih kondusif setelah dua tahun penuh mengalami pandemi covid 19 yang melanda.
Oleh karenanya suasana mudik, transportasi darat laut juga udara, dunia rekreasi dan hiburan, hotel dan penginapan, kafe dan mal pada tumpah ruah dengan pengunjung. Untuk membuktikannya datanglah ke ibu kota, atau kota-kota wisata dan atau ke arena belanja, area kuliner, juga tempat hiburan lainnya, niscaya kenyataan padat merayap di depan mata.
Ya, tentu, karena semua orang rindu pulang ke kampung halaman; semua orang rindu bertemu untuk takdhim ke orangtua dan silaturahim antarsaudara; semua orang rindu ketakberdosaan; semua orang rindu kasih sayang; semua orang rindu keadilan; semua orang ingin berbagi; semua orang rindu menikmati liburan; semua orang ingin rekreasi; semua orang senang menikmati makanan minunan; semua orang ingin lebih merasa bahagia. Ya bahagia dirinya dan membahagiakan sesamanya di bawah ridha Allah ta'ala.
Bukankah semua itu realitas hidup kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita saat-saat berhari raya? Bukankah semua itu kebenaran yang tak bisa dipungkiri apalagi diingkari? Ya, tentu. Betapa tidak! Setiap orang rindu pada kebenaran; setiap insan ingin merengkuh kebenaran; semua orang rindu memeluk Al-Haq. Inilah di antara fitrah setiap orang.
Setiap orang dari umat Islam sejatinya ingin mengamalkan ajaran Islam yang termaktub dalam al-Qur'an. Melakukan pembacaan kreatif terhadap al-Qur'an. Apalagi di antara karakteristik dan sifat al-Qur'an adalah al-Haq, benar, kebenaran dan membawa kebenaran.
Al-Quran disifati dengan Al-Haq atau kebenaran, sebagaimana tersebut dalam firman Allah yang artinya, Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu. (Qs. Al-Baqarah 147)
Selutuh isinya adalah kebenaran. Sandainya ada kisah masa silam juga merupakan kebenaran. Allah berfirman yang artinya Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. Ali Imran 62).
Al-Qur'an adalah kitab suci yang berasal dari Allah zat yang maha suci, zat yang maha benar, seluruh isi kandungannya adalah kebenaran, disampaikan kepada manusia agar berjalan di atas kebenaran. Oleh karenanya hidup bersama Al-Qur'an, berari hidup dalam kebenaran, dan yang akan meraih kebahagiaan.
Dengan demikian membaca Al-Qur'an, memedomaninya dalam meniti kehidupan, mengambil pelajaran dari pesan yang dibawa, mengamalkannnya dalam kehidupan sehari-hari, mewariskannya antar generasi metupakan upaya mensyukuri turunnya al-Qur'an, Al-Haq pembawa kebenaran. Aamiin ya Mujibassailin
Tags:
Muhasabah Harian
Trm kasih mengingatkan pak
BalasHapus