Membaca Al-'Aliy: Meraih Maqam Tinggi

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 5 Syawal 1443

Membaca al-‘Aliy, 
Meraih Maqam Tinggi
Saudaraku, betapa momen idul fitri menyediakan ragam vasilitas bagi pembuktian takwa dalam wujud pengamalan akhlak mulia. Di  antaranya ada tradisi mudik, syawalan, lebaran ketupat, halal bihalal, ajaran silaturahim silaturahmi, maaf memaafkan, takdhim ke orangtua dan guru, kasih sayang antarsesama dan berbagi pengalaman juga rezeki, dan ampow kepada sesama. 

Di hari-hari perayaan idul fitri, rasanya semua orang dari seluruh strata yang ada di manapun berada, masing-masing sesuai dengan kemampuannya berusaha tampil menjadi yang terbaik untuk diri, keluarga dan sesamanya. 

Setiap diri ingin memperbaiki, menyadari salah, mengakui dosa dan memohon kemaafannya. Dan ke manapun kaki melangkah, kita disambut oleh wajah-wajah ceria, laman masmedia apapun yang dibuka, kita juga disambut oleh postingan sejuk menyejukkan, kita saling berbagi kemaafan diiringi takbiran mengagungkan Allah, yang mengharukan.

Juga kesadaran akan eksistensi diri terasa benar-benar tidak bisa sendiri, kesuksesan hidup atau capaian apapun tidak semata-mata usahanya, tetapi betapa besar ia ditopang oleh doa, pengorbanan orangtua, keluarga dan dukungan orang-orang yang ada di sekitarnya. Di sinilah rasa syukur merefleksi dalam ajaran takdhim dan berbagi. 

Rasanya, semua praktik baik tersebut sudah relatif memadahi untuk mengantarkan seseorang pada maqam kemuliaan yang sangat tinggi yang harus senantiasa dijaga dan diuri-uri. Dan inilah, di antaranya pesan moral kitab suci Al-Qur'an sehingga disifati dengan al-'Aliy.

Sebagai landasan normativitasnya kita bisa merujuk pada firman Allah yang artinya, Haa Miim. Demi Kitab (Al-Qur’an) yang menerangkan. Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur”an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (Qs. Al-Zukhruf 1-4)

Kita memahami ‘ Aliy merupakan kata yang mensifatkan sesuatu itu tinggi, mulia, agung, dan terhormat. Al-Qur’an disebut sebagai al-‘Aliy karena seluruh isi kandungannya memiliki nilai Yang Tinggi, pelajaran Yang Mulia, keberkahan Yang Agung, susunan kata dan redaksi kalimat serta balaghahnya tinggi tak tertandingi oleh karya manusia di manapun dan kapanpun juga. Inilah di antaranya hal-hal yang mengantarkan al-Qur’an pada maqam Yang Tinggi penuh kemuliaan dan akan mengangkat derajat kemanusiaannya bagi orang-orang mempercayainya, membacanya, mendengarkannya dan mengamalkan ajarannya serta mengajarkannya pada sesama.

Meskipun karya santra Arab masa jahiyah memiliki ketinggian bahasa dan sarat makna yang dikenali manusia, namun tetap tidak dapat menandingi, menyaingi apalagi menyamai keindahan dan ketinggian bahasa al-Qur’an.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa al-Qur’an memiliki kedudukan yang tinggi sehingga sangat dimuliakan oleh makhluk-makhluk langit, terutama para malaikat agar makhluk di bumi terutama manusia dapat mengambil ibrah dari padanya. Manusia d
memuliakan al-Qur’an, di antaranya dengan mengimaninya, mendawamkan membacanya, mempelajari kandungannya, mengamalkan ajarannya dan mewariskannya pada anak cucu dan generasi berikutnya.

Dalam rangka memuliakannya, orang-orang beriman yang istiqamah akan menjaga al-Qur’an sejak saat akan menyentuh mushafnya sampai berusaha mengamalkan isi kandungannya. Di antara akhlaknya adalah mengambil air sembahyang saat mau menyentuh atau mengambil atau membawa mushaf al-Qur’an. Mencium mushafnya sesaat setelah merengkuhnya, lalu bersimpuh membacanya dengan sopan penuh ketakdhiman seolah langsung berhadapan dengan Allah swt. Usai membaca, mushaf al-Qur’an akan disimpan atau diletakkan pada tempat-tempat teratas, tidak dicampur atau ditindih dengan sembarang bacaan atau buku lainnya.

Oleh karena itu sebagai orang Islam mestinya kita mensyukuri diturunkannya al-Qur’an al-‘Aliy. Kita meyakini bahwa al-Qur’an berasal dari Allah yang maha tinggi dan al-Qur’an akan meninggikan derajat orang-orang yang mengimani dan memedonaninya. Semoga hidup kita memperoleh keberkahan berupa maqam ketinggian bersama Al-Qur'an. Aamiin ya Mujibassailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama