Membaca Agar Benar

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 23 Syawal 1443

Membaca agar Benar
Saudaraku, tema muhasabah hari ini masih berusaha membaca al-Qur'an, berwasilah kepadanya agar selalu dalam kebenaran. Maka dalam hidup ini kita selalu berusaha mencari memilah memilih kebenaran dan memeluknya dalam perilaku keseharian.

Setidaknya ada tiga kata yang sering digunakan untuk merujuk makna ke(benar)an, yaitu al-shawwab,  al-haq dan al-shidq. Al-shawwab lawannya al-khatha', al-haq lawannya al-bathal, dan al-shidq lawannya al-kazb.

Benar atau salah dengan menggunakan lafald al-shawwab atau al-khatha' merujuk kebenaran atau kesalahan yang bersifat ijtihadiyah, berpikir, berpendapat atau berijtihad. Dalam hal ini masih memungkinkan benar salah, bersifat dzani. Makanya dalam praktik keseharian, setelah memberikan pendapat atau menulis artikel, sering kali kita menutupnya dengan ungkapan Allahu a'lam bi al-shawwab. Hanya Allah yang lebih mengetahui akan kebenarannya, kita sebagai manusia hanya berusaha mencari dan memeluknya.

Dalam sebuah riwayat Nabi bersabda.

إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ، فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ، فَلَهُ أَجْرٌ

“Apabila seorang hakim menghukumi suatu masalah lalu dia berijtihad kemudian dia benar, maka dia mendapat dua pahala. Apabilia dia menghukumi suatu masalah lalu berijtihad dan dia salah, maka dia mendapatkan satu pahala.”[HR. Muslim No. 1716 dari Amr bin Al-Ash].

Di samping itu kita juga sering mendengar ungkapan

Al-Insanu mahal al-khata' wa al-nisyan”:
ألإِنْسِانُ مَحَلُّ الخَّطَاء وَالنِّسْيَان

 (Manusia adalah tempatnya salah dan lupa).

Hal ini bersesuaian dengan hadis nabi riwayat Ibnu Mājjah berikut:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ.
Kullu Banī Ādama Khathā’un. wa khairul khaththā’īn at-tawwabūn. Artinya, “Setiap manusia memiliki kesalahan. Orang bersalah yang paling baik adalah orang yang bertaubat. (Hr. Ibn Majjah)

Adapun al-haq dan al-bathl, benar salah pada hal-hal yang sudah pasti (qath'i) ketentuan dari Allah. Maka kita juga diingatkan dengan firman Allah yang artinya, Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu. (Qs. Al-Baqarah 147)

Kata al-shidqu vs al-kadzb; benar vs dusta. Al-sidq berarti kebenaran, shadaqa bermakna benar dalam arti (suatu kabar, berita, ungkapan, perkataan, dll) yang sesuai sebagaimana 'ada'nya. Maka al-shidqu maknanya adalah kebenaran atau hal/perkara yang benar. Sedangkan al-kadzb artinya dusta, kadzaba berarti mengabarkan sesuatu (sehingga berbentuk kabar, berita, ungkapan, perkataan, dll) yang tidak sebagaimana adanya alias dusta, bohong. 

Firman Allah dalam Al-Qur'an, "...wa tammat kalimatu rabbika shidqaw wa adla ", yang artinya, "...dan telah selesai (sempurna) kalimat rabb-mu (yakni Allah) (sebagai kalimat yang) benar dan adil " (QS Al-A'raf 115). FirmanNya yang lain,  " ... wa man ashdaqu minallahi qila " yang artinya, "... dan siapakah yg lebih benar perkataan dari pada Allah (swt) " (QS al-Nisa' 122). 

Karena Al-Qur'an itu seluruhnya adalah kalam Allah swt maka Al-Qur'an adalah benar atau merupakan kebenaran. Artinya seluruh isi yang ada di dalam al-Qur'an menunjukkan apa 'ada'nya, menunjukkan realitas, menunjukkan kebenaran. Dan sebaliknya kabar, berita, ungkapan, perkataan, dan apapun yang bertentangan dengan Al-Qur'an adalah dusta atau suatu kedustaan.

Al-Qur'an juga disebut “al-Shidq” karena semua isi dari Al-Qur’an adalah ajaran kebenaran. Sebagaimana dalam Q.S. al-Zumar [39] ayat 33.

وَالَّذِيْ جَاۤءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهٖٓاُولٰۤىِٕكَهُمُالْمُتَّقُوْنَ – ٣٣

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa”.

Dengan pembacaan kreatif dan istikamah atas al-Qur'an, semoga Allah menunjuki kita pada kebenaran; pendapat dan putusan yang benar, jalan yang benar, sikap dan perilaku yang benar sampai benar-benar berbahagia bersama - ridha - Allah, Al-Haq, Zat Yang Maha Benar. Aamiin ya Mujibassailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama