Membaca Tali Agama

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 23 Ramadhan 1443

Membaca Tali Agama 
Saudaraku, sebagai makhluk sosial kita menyadari betapa pentingnya membangun relasi dan interaksi antar satu dengan sesamanyadi dunia ini. Semakin luas dan kuat jejaring sosial dibina, akan semakin menuai kemudahan demi kemudahan dalam menjalani hidup di sini. Apalagi relasi dan interaksinya juga menjagkau para pihak yang memiliki kekuatan dan kekuasaan atas negeri ini. 

Begitulah keberkahan yang diperoleh bagi orang-orang yang luwes dan luas jejaring sosialnya. Bayangkan dalam altar sosial saja seperti ini, apatah lagi bila mampu menjalin relasi dan interaksi dengan Ilahi. Nah, di antara tali yang menghubungkan dengan hamba-hambaNya, Allah menurunkan al-Qur'an. Dalam hal ini al-Qur'an juga disebut sebagai Al-Habl. Tentu, al-Qur'an sebagai al-Habl juga menghubungkan hamba-hambaNya dengan Allah ta'ala.

Landasan normativitasnya adalah firman Allah yang artinya, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(Qs. Ali Imran 103)

Al-Qur'an disebut sebagai tali atau ikatan, karena di samping menghubungkan antara Allah, manusia atau antara manusia dengan Allah penciptanya dan antara 'ahlul Qur'an' dengan sesamanya,  Al-Qur'an juga menyediakan ikatan antara hamba dengan Rabbnya menjadi sangat kuat di bawah keridhaanNya. Mengapa?

Karena, Al-Qur'an diturunkan oleh Allah untuk manusia. Dan manusia terutama orang-orang beriman mempercayai al-Qur'an, membacanya, mempelajari isi kandungannya, mengamalkannya dan mengajarkannya pada sesama agar tersambung tali dan ikatannya menjadi kuat dengan Rabnya, sehingga menuai keselamatan dan memperoleh kebahagiaan.

Oleh karena itu relasi dan interaksi antara kita dan al-Qur'an akan berpengaruh terhadap kuat tidaknya ikatan dengannya. Semakin intensif dalam berinteraksi dan menjalin relasi dengan al-Qur'an, maka akan semakin kuat dan kokoh ikatannya (hubungannya dengan Rabbnya).

Relasi dan interaksi dengan al-Qur'an dapat dilakukan dengan mengintensifkan membacanya, mempelajari isi kandungannya, mengamalkannya dan mengajarkannya pada sesama. Oleh karena itu sebagai orang Islam mestinya kita mensyukuri diturunkannya al-Qur'an sebagai al-Habl. Kita meyakini bahwa al-Qur'an berasal dari Allah diturunkan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Oleh karenanya kita dituntun memelihara hubungan mesra dengan al-Qur'an dengan membacanya dan mengambil natijah isi kandungan. Hanya dengan cara ini ikatan kita kepada Allah menjadi semakin kuat dan kokoh. Aamiin ya Rabb.
.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama