Membaca Masa Kini

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 13 Ramadhan 1443

Membaca Masa Kini
Saudaraku, kata kunci agar dapat menghapus dosa masa lalu sebagaimana diingatkan dalam muhasabah yang baru lalu dan memiliki kemampuan merengkuh masa depan yang berkeadaban adalah memanfaatkan masa kini. 

Dengan berpuasa di  bulan Ramadhan (shiyamu ramadhan) dan menghidupkan malam harinya (qiyamu ramadhan) dengan serangkaian ibadah pendukungnya merupakan langkah strategis untuk merengkuh kebermaknaan masa kini agar keberkahannya melintasi usia rata-rata manusia. Mengapa? Ya, karena dengan mengistikami shiyamu ramadhan wa qiyamu ramadhan akan berpeluang sangat besar memperoleh keberkahan lailatul qadar. Lailatul qadar, yang kemuliaannya melebihi seribu bulan.

Tapi mesti disadari bahwa shiyamu ramadhan wa qiyamu ramadhan harus imanan wahtisaban. Berpuasa dan menghidupkan malam hari Bulan Ramadhan itu harus didasari iman yang kukuh dan dilakukan dengan penuh aktivitas pendukung; penuh kesadaran; penuh pertimbangan akan kesempurnaan dan keikhlasannya.

Inilah masa kini di bulan suci yang tengah kita jalani, kita berikhtiar untuk pantas memperoleh kemuliaan lailatul qadar dengan memaksimalkan pengabdian pada Ilahi Rabby.  Allah berfirman yang artinya Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (Qs. Al-Qadr 1-5)

Berdasarkan normativitas di atas, maka di antara ibrah akan karakteristik orang-orang yang memperoleh keberkahan lailatul qadar adalah sebagai berikut.

Pertama, berusaha membaca al-Qur'an dan menurunkannya ke hati sanubari, merengkuh mutiara hikmah yang terkandung di dalamnya, mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian menjalani hidup di dunia ini mesti berpedoman pada al-Qur'an. Oleh karenanya al-Qur'an itu hudan sebagai petunjuk, syifa sebagai penawar, dikzr sebagai pengingat, furqan sebagai pembeda antara yang benar dan yang salah, yang menuntun manusia ke jalan lurus meraih bahagia dan membahagiakan. 

Jadi inti kateristik yang pertama adalah bersama Al-Qur'an; hidup berpedoman pada Al-Qur'an; hidup meneladani Nabi berakhlak Al-Qur'an.

Kedua, mau dan mampu mengisi dan memenuhi hatinya dengan ilham kebaikan, yang lazimnya disampaikan oleh malaikat. Karena hatinya sudah dipenuhi dengan ilham kebaikan, maka tidak akan ada lagi space bagi ilham kejahatan yang datangnya dari setan. Ilham kebaikan inilah  yang kemydian mewujud dalam praktik keseharian, sehingga kebermanfaatannya bisa dinikmati oleh sebanyaknya pihak.

Jadi inti kateristik yang kedua adalah memiliki hati nurani, putih berseri sehingga bercahaya dan cerah mencerahkan.

Ketiga, menebar kemaslahatan di muka bumi. Bila di langit ada matahari yang senantiasa menyinari dan tanpa harap kembali, maka di muka bumi ada pribadi-pribadi tercerahkan yang menjadi agen perubahan dan penebar kemaslahatan. Inilah orang-orang yang selama hidupnya mengusung makna, ketakhadirannya menginspirasi dan kepergiaannya ditangisi. 

Jadi inti kateristik yang ketiga adalah hidup menuruti ilham kebaikan, penebar kemaslahatan. Semoga kita termasuk di antaranya, sehingga eksis di masa kini meraih keberkahan seribu bulan. Aamiin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama