Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 26 Ramadhan 1443
Membaca Hikmah
Saudaraku, orang bijak itu bukan tak pernah bersalah, tetapi kalau terlanjur berlaku salah, segera sadar lalu berbenah dengan kembali ke jalan yang diridhai Ilahi. Apalagi di bulan suci ini yang juga bisa dimaknai sebagai bukan pertobatan.
Kira-kira sama bijaknya, bila sakit, maka segera berobat, apalagi yang sakit itu adalah hatinya. Dan hal ini sudah diingatkan dalam muhasabah yang baru lalu. Nah, agar dianugrahi hikmah dan mampu berlaku bijak, maka kita dituntun untuk membaca al-Qur'an secara cerdas. Karena al-Qur'an juga disebut al-Hakim, berisi ajaran hikmah, kearifan dan sumber kebijaksanaan.
Landasan normativitasnya adalah firman Allah yang artinya, Alif laam raa. Inilah ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung hikmah. Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: “Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka”. Orang-orang kafir berkata: “Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata”.(Qs. Yunus 1-2)
Dan, Haa Miim. Demi Kitab (Al-Qur’an) yang menerangkan. Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (Qs. Al-Zukhruf 1-4)
Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur'an dan Al-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
Al-Hakim bisa merujuk pada makna hikmah atau puncak keutamaan, inti sari segala yang mengandung kebaikan. Oleh karenanya hikmah dapat dipahami sebagai kenabian dan kerasulan, pemahaman yang menyeluruh, pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalannya, kearifan beramal shalih, terhalangi dari kezhaliman, nasihat dan peringatan, perintah-perintah dan larangan-larangan yang menyelamatkan, putusan yang bijak, kearifan meletakkan sesuatu pada tempat yang semestinya, kemampuan mengerjakan apa yang semestinya dikerjakan dan meninggalkan apapun yang seharusnya ditinggalkan pada saat dan peristiwa yang tepat.
Al-Qur’an sebagai hikmah atau al-Hakim karena seluruh ayat al-Qur’an mengandung inti sari kemuliaan yang dapat menuntun manusia untuk bersikap bijak dapat menempatkan segala sesuatu pada tempat yang semestinya. Al-Qur’an al-Hakim mengarahkan manusia melakukan segala hal yang seharusnya dilakukan dan mencegah hal yang semestinya ditinggalkan. Al-Qur’an al-Hakim menunjuki manusia pada jalan keselamatan, menerangi manusia untuk bersikap bijak dalam segala hal.
Oleh karena itu sebagai orang Islam mestinya kita mensyukuri diturunkannya al-Qur’an al-Hakim. Ia berasal dari Allah yang maha bijak menuntun manusia pada jalan kebaikan. Kebaikan menuntun orang-orang beriman menuju surga, menuntun menemukan Rabbnya. Semoga kita dianugrahi hidayah untuk senantiasa membaca al-Hakim dan mengambil natijah isi kandungannya sehingga bisa bersikap bijak dalam kehidupan keseharian kita. Aamiin.
Tags:
Muhasabah Harian