Membaca Al-Mubarak

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 27 Ramadhan 1443

Membaca al-Mubarak
Saudaraku, dalam iman Islam, Ramadhan juga dijuluki sebagai bulan berkah. Hal ini bukan hanya karena Allah menyediakan pahala yang berlipat ganda bagi hamba-hamba yang menaatiNya, tetapi juga menawarkan lailatul qadar yang keberkahan dan kebaikannya melebihi seribu bulan. Hal ini di antaranya, karena pada malam itu merupakan saat diturunkanNya Al-Qur'an. Makanya Al-Qur'an itu sejatinya kalam Allah yang diberkati (Al-Mubarak) atau keberkahan dari Allah. Keberkahan untuk siapa? Ya untuk siapa saja, di mana saja, dan kapanpun jua, yang penting mau "merengkuhnya" dalam kehidupan sehari-hari.

Landasan normativitasnya adalah firman Allah yang artinya, Dan Al-Qur’an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya? (QS. Al-Anbiya 50)
Dan ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Umul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. (Qs. Al-An’am 92)

Kita memaknai berkah sebagai pemberian Allah yang melimpah-limpah kebaikannya (ziyadat al-khair) bagi kehidupan. Oleh karena itu, al-Qur’an disebut sebagai al-Mubarak karena seluruh isi kandungannya merupakan keberkahan yang disediakan oleh Allah bagi orang-orang yang mengimaninya, yang membacanya, yang mendengarkannya, mempelajarinya, yang mengamalkan isi kandungannya dan yang mengajarkannya kepada anak cucu juga sesamanya.

Keberkahan mengimani al-Qur’an dirasakan kebahagiannya sejak saat hidup di dunia ini sampai hidup di akhirat kelak. Bagaimana tidak? Karena mengimani al-Qur’an itu berarti meyakini dalam hati bahwa al-Qur’an merupakan petunjuk hidup, melafalkan rasa syukur dengan hamdalah, dan membuktikan diri dengan berpedoman padanya. Dengan iman maka akan aman, agar aman kita harus punya iman. Dengan iman juga amanah dalam meniti kehidupan.

Karena al-Qur'an sebagai Al-Mubarak atau keberkahan, maka membaca membeli, memiliki/menghadiahkan, membacanya, hatta tidak memahami isinya sekalipun adalah mendatangkan kebaikan yang senantiasa bertambah-tambah. Tentu apalagi yang mampu memahami isi kandungannya.

Khusus tentang membaca al-Mubarak, meskipun secara lahiriah memerlukan durasi waktu tertentu, tetapi justru semakin banyak waktu yang digunakan untuk membacanya (al-Qur’an), maka semakin membawa keberkahan waktu-waktu selainnya. Hal ini ditandai dengan kelancaran dan terselesainya seluruh agenda keseharian yang harus dilakukannya. Oleh karena itu, jika memiliki kesibukan yang luar biasa, maka dengan memperbanyak dan menambah tilawah al-Qur’an, justru akan melempangkan jalan dan memudahkan segala urusan.

Keberkahan mendengarkan al-Qur’an ketika dibacakan atau diajarkan oleh orang lain, dirasakan adanya ketentraman jiwa, bergetarnya kalbu dan bertambahnya iman pada Allah ta’ala. Allah berfirman yang artinya, Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu ) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang beriman dengan sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki yang mulia (Qs. Al-Anfal 2-4 )

Keberkahan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an terwujud dalam kebahagiaan hidupnya yang bertambah-tambah. Mengapa? Karena mengamalkan isi kandungan al-Qur’an sama dengan merasakan kebahagiaan itu sendiri. Dengan mengamalkan pesan yang dibawa oleh al-Qur'an kita akan ditunjukkan pada jalan yang benar sehingga sampai pada tujuan kebahagiaan hidup, di samping juga akan ditunjukkan jalan yang salah serta kemampuan untuk menghindarinya.

Keberkahan mengajarkan al-Qur'an kepada anak-anak kita dan kepada sesama tentu juga luar biasa; kebaikannya senantiasa bertambah-tambah. Karena mengajarkan al-Qur'an sama halnya mewariskan keberkahan, mewariskan Islam, mewariskan kebahagiaan. 

Coba bayangkan relasi dan interaksi semua aktivitas dengan al-Qur'an teesebut semakin intensif dapat dilakukan di bulan Ramadhan ini dan di antaranya memperoleh keberkahan lailatul qadar, niscaya keberkahannya menjadi unlimited. Semoga. Aamiin ya Mujibassailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama