Membaca Ayat Iman


Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 5 Ramadhan 1443

Membaca Ayat Iman
Saudaraku, sebagaimana telah disampaikan dalam muhasabah yang lalu bahwa Allah menurunkan wahyu ayat-ayat qauliah sebagai pedoman hidup dan mencipta alam semesta ayat-ayat kauniah sebagai sarana hidup yang semestinya dibaca oleh manusia. Hari ini tema muhasabah akan mengulangkaji tentang ayat iman. Mengapa? 

Iya, di samping merupakan pondasi yang mendasari atas bangunan Islam seseorang, iman juga sebagai thalab seruan menunaikan ibadah puasa. Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu  berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Qs. Al-Baqarah 183)

Jadi yang diseru dalam normativitas tentang kewajiban puasa adalah orang-orang Islam yang beriman. Ya beriman dalam keyakinan kita merujuk pada totalitas kepribadian yang bersepadu antara kata hati, lisan dan perbuatan. Hati percaya pada Allah, lisan menyatakannya dengan bersyahadah, anggota tubuh mengkontretisasi dalam perbuatan yakni berpuasa atau melakukan peribadatan lainnya dan amal shalih. Dengan demikian modal utama yang mendasari amal adalah iman.  

Kalau sudah berislam dengan bersyahadat atau berikrar bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad utusanNya sebagai pernyataan atas keyakinan di hatinya, tetapi perbuatannya masih belum mengikuti aturan Islam seperti belum berpuasa Ramadhan, maka diharapkan segera bertaubat seraya mensikronkan antara hati, lisan dan amal perbuatannya. Jangan sampai lain di mulut lain di perilaku; lain di hati lain di lati dan lain di pekerti 

Begitu pentingnya iman, maknya  tuntunan agar manusia beriman kepada Allah juga dapat dibaca pada lima ayat yang pertama sekali turun ke Nabi. Allah berfirman yang artinya Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Qs. Al-Alaq 1-5), 

Dengan gamblang bahwa titah membaca dalam ayat-ayat perdana ini harus dengan (meyakini, dan menyebut) nama Allah, Rabb yang mencipta manusia. Melalui ayat ini Allah sudah memaklumkan bahwa diriNya adalah Khalik atau Zat Yang Maha Pencipta. Manusia adalah ciptaan Allah yang dicipta dari segumpal darah.

Jadi ranah keimanan menjadi ada dan semakin menguat ketika mau dan mampu membaca tanda (ayat-ayat) keagungan Allah. Makanya iman semakin kukuh ketika disertai ilmu, dan dibuktikan dalam amal ibadah (amal shalih).

Adapun tuntutan ta'abud ilallah, Allah memerintahkan kepada seluruh umat-Nya untuk selalu beribadah dan menyembah hanya kepadanya. Allah berfirman yang artinya Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (Qs. Al-Baqarah 21).

Dan masih banyak lagi ayat dan atau riwayat yang mengedukasi umat tentang iman pada Allah yang harus dibuktikan dalam keshalihan perilakunya. Semoga hati, lati dan pekerti diridhai Ilahi. Aamiin

1 Komentar

  1. Alhamdulillah, terimakasih pak, pencerahannya tentang betapa pentingnya iman dan mensingkronkan antara ucapan, hati dan perbuatan.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama