Keberkahan Gladi Tawadhuk

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 20 Syakban 1443 

Keberkahan Gladi Tawadhuk
Saudaraku, di antara outcome sifat kearifan adalah sikap rendah hati, yang dalam bahasa agama disebut tawadhuk. Inilah latar muhasabah hari ini sehingga dikemas di bawah judul keberkahan gladi tawadhuk. Ya kesiapan bersikap rendah hati mesti digladi, dilatih dan dibiasakan agar menjadi akhlak yang mempribadi 

Hal ini sengaja dipilih untuk mengingatkan kembali jelang Ramadhan ini agar sikap tawadhuk selalu menghiasi diri setiap kita. Karena tawadhuk atau rendah hati sebagai pakaian kemuliaan akhlaknya para nabi dan aulia sekaligus untuk meminimalisir atau bahkan untuk menegasikan kesombongan.

Tawadhuk juga menjadi identitas bagi orang-orang beriman yang memiliki keluasaan ilmu pengetahuan juga merengkuh hikmah. Oleh karenanya secara kasat mata idealitasnya semakin tinggi strata pendidikan yang dilalui, panjangnya gelar - akademik - yang disematkan pada namanya, semakin luas ilmu pengetahuannya, maka akan berbanding lurus dengan sikap tawadhuknya; menjadi semakin rendah hati dalam kesehariannya.

Orang-orang yang memiliki sikap tawadhuk akan selalu bijak menempatkan dirinya di manapun berada sekaligus dapat mengapresiasi siapapun yang ada di sekitarnya. Oleh karenanya orang-orang yang merengkuh sikap tawadhuk ini akan bisa eksis di mana-mana sehingga memiliki banyak teman dan diterima oleh sosial kulturalnya.

Orang-orang yang memiliki sikap tawadhuk biasanya berpenampilan bersahaja, tidak neko-neko, lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, kalaupun berbicara atau sendauguraunya dilakukan seperlunya, malah terkesan pendiam, "pemalu" malu menampak-nampakkan kelebihan diriya atas sesamanya. Apalagi pada kenyataannya tidak ada sesuatupun yang melebihi dari sesamanya.

Orang-orang yang bersikap tawadhuk akan selalu menyisakan space di relung-relung hati dan memori ingatannya untuk nasihat atau hikmah dari manapun datangnya, hatta dari pengemis sekalipun. Oleh karenanya orang-orang yang bersikap tawadhuk akan mengapresiasi  tausiyah, pelajaran, pengajaran, pendidikan dan ibrah yang disampaikan oleh orang lain. 

Tawadhuk dimana kita dapat bersikap rendah hati meskipun di hadapan orang yang lebih miskin, sehingga menjadikan dia tahu bahwa dengan keberadaan kita tetap tidak memiliki keutamaan di atasnya, inilah mengapa sikap tawadhuk akan membawanya pada maqam kemuliaan. 

Dalam turats akhlak tasawuf, tawadhuk menjadi di antara maqam yang sangat penting dari maqamat yang mesti diikuti oleh para salik, pencari kebenaran hakiki. Nabi saw berdabda, Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR Muslim)

Aamiin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama