Keberkahan Gladi Syukur


Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 17 Syakban 1443

Keberkahan Gladi Syukur
Saudaraku, sikap mulia yang semestinya juga terus direngkuh adalah bersyukur. Betapa tidak! hingga kini kita terus menikmati segala karunia Ilahi. Di samping dalam kondisi Islam dan iman, kita juga sehat wal afiat tidak kurang suatu apa. Dan kini sudah di pekan ketiga bulan Syakban, sehingga sebentar lagi, kita akan memasuki bulan Ramadhan.  Nah bagaimana cara kita mensyukuri semua karunia Allah?

Ya syukur itu mempribadi pada setiap pribadi orang-orang beriman. Karena mempribadi, maka bersyukur menghendaki totalitas kepribadian baik lahir aupun batin, baik perbuatan nyata, ucapan lisan maupun aktivitas hati.

Pertama, bersyukur di hati, yakni, kita menyakini bahwa semua karunia ini benar-benar atas kemurahan Allah. Di samping itu barangkali juga bersinergi dengan sikap syukur kita kepadaNya, sehingga Allah melanggengkan atau bahkan menambahkan karuniaNya atas kita. Tetapi bisa jadi merupakan istidraj. Yakni ketika kita masih bergelimang dakam maksiat, tetapi dengan kemurahanNya Allah masih mencurahkan karuniaNya kepada kita. Nah, sejatinya bertujuan agar kita segera berraubat, kembali kepadaNya. Oleh karenanya, bertaubat lalu bersyukur kepada Allah merupakan solusi terbaik bagi seorang hamba.

Kedua, akhlak bersyukur kepada Allah itu musti diikrarkan dengan lisan seperti melafalkan alhamdulilahi rabbi al-'alamin, syukurku ya Allah atas segala nikmat yang Engkau limpahkan. Mengapa berat sekali mengucapkan alhamdulilah? Padahal bisa dibiasakan kapan saja.

Hal yang juga bisa menjadi indikator berat bersyukur, berat melafalkan alhamdulillah yakni mewujud pada sikap berat mengucapkan terima kasih kepada sesamanya. Seusai mengikuti pengajian atau kuliah, bukannya terima kasih malah nggrundel yang kelamaan lah, gak nyambung lah, yang tidak luculah. Apa beratnya mengucapkan terima kasih saat pulang bekerja disambut hangat oleh istri/suami/anak-anak, saat diingatkan atau saat dinasihati atau saat mengisi minyak kendaraan atau saat usai memberikan uang kepada penjual ketika transaksi atau saat menerima kembaliannya.

Ketiga, bersyukur perlu dibuktikan dalam aksi nyata, total action. Mensyukuri kesempurnaan indahnya iman dan Islam yang masih menghiasi diri, semetinya juga dibuktikan dengan perbuatan nyata sebagai seorang mukmin dan seorang muslim yang baik.

Sebagai seorang muslim tentu mewujud pada praktik keseharian seperti istikamah menunaikan shalat baik yang fardhu maupun sunat,  mengeluarkan zakat maupun infak, sedekah dan menunaikan puasa Ramadhan maupun puasa-puasa sunat, haji maupun umrah dan seterusnya. Dan di atas segalanya kita mesti semakin kukuh mengimani Allah dan segala yang dititahkanNya seperti mengimani malaikat: kitab, rasul, hari akhir dan qadha qadar.

Terhadap ilmu dan hikmah yang dipercikkan kepada kita meski sangat-sangat terbatas layak disyukuri di antaranya dengan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengajarkannya. Ya ilmu mestinya amaliyah, misalnya kita mengetahui tentang arkanul iman dan arkanul Islam,  maka harus dibuktikan dalam kehidupan hari-hari. Di samping itu, ilmu yang diamahkan kepada kita tentu harus diwariskannya kepada anak cucu dan sesamanya. Dan justru dengan bersyukur, Allah akan menganugrahi ilmu, kearifan atau bahkan menambah karunia lainnya.

Demikian juga nikmat sehat dan sempat. Kita mensyukuri  kesehatan dan kesempatan dengan memaksimalkan pengabdian kita kepada Allah dan tanggungjawab atas amanah kepada sesama. Dengan kesehatan dan kesempatan yang masih lapang kita persembahkan ke hadirat Allah ta'ala. Dan justru dengan bersyukur, Allah akan melanggengkan sehat wa afiat atsu bahkan menambah karunia lainnya.

Terhadap harta seberapapun adanya, ketika disyukuri dengan zakat, infak, sedekah, wakaf justru akan Allah tambah harta dan keberkahannya. Terhadap keluarga, ketika disyukuri dengan saling asih asah dan asuh dalam ketaatan pada Allah, maka Allah akan menurunkan rasa bahagia, menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Aamiin ya Mujibassailin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama