Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 24 Syakban 1443
Keberkahan Gladi Kecerdasan
Saudaraku, di samping amanah dan jujur, alarm kehidupan yang senantiasa mengingatkan kita akan kemuliaan hidup adalah kecerdasan. Ya, cerdas dalam berislam, cerdas dalam hidup. Apalagi saat sudah sangat dekat dengan Bulan Ramadhan, sehingga cerdas menyongsongnya menjadi sangat signifikan.
Kecerdasan yang dipraktikkan oleh orang-orang beriman dalam menyongsong Ramadhan dapat mewujud dalam ragam perilaku kesehariannya, di antaranya.
Pertama, memperdalam ilmu, pemahaman dan hikmah tentang Islam, utamanya yang berkaitan dengan hal ikhwal ibadah puasa, keberkahan Ramadhan, nuzulul Qur'an, iktikaf, lailatul qadar, zakat dan idul fitri.
Dengan ilmu. pemahaman dan hikmah yang memadahi tentang berislam pada gilirannya akan menjadi energi positif yang memengaruhi juga terus akan menyemangati ghirah dan gairah dalam beribadah. Dengan meningkatnya amal ibadah seperti mendawamkan shalat-shalat sunah, puasa, tilawah al-Qur'an, dzikrullah, bersedekah dan ibadah lainnya akan bersinergi dengan peningkatan iman, sehingga tahun ke tahun agenda atau kalender ibadah kita bisa menunjukkan grafik menaik. Setidaknya melalui kalender ibadah, kita dapat melakukan muhasabah akan tingkat dan intensitas kedekatan kita kepada Allah ta'ala.
Kedua, memanfaatkan kesempatan untuk mengqadha tinggal atau hutang puasa tahun lalu, di samping juga memperbanyak puasa sunah Syakban. Hutang puasa ketika ditunda-tunda hanya akan menumpuk sehingga membebani diri. Ibrah tentang hal ini juga dapat diperluas pada hutang harta/ uang terhadap sesama.
Ketiga, menyiapkan hati yang bersih, niat yang ikhlas untuk mengabdi pada Ilahi secara lebih maksimal. Untuk mengkodisikan hati agar berdih dan suci, maka kita memperbanyak istighfar memohon ampun pada Allah dan meminta maaf pada sesama.
Dengan istighfar dan melakukan rukun taubat nasuha lainnya akan menghapus dosa vertikal pada Allah, sedangkan dosa harisontal atas sesamanya baru akan diijabah oleh Allah ketika ditempuh melalui permintaan maaf kepada sesama kita dan permohonan keridhaannya.
Untuk menunjang maksud tersebut, maka jelang-jelang Ramadhan ini, kitapun saling bermaafan satu sama lainnya. Kita memulai memohon maaf lahir dan batin pada orangtua, anak-anak kita, guru-guru kita, sampai sanak saudara kita di manapun berada. Hal ini penting dilakukan agar hati kita terbebas dari dosa, baik dosa vertikal maupun dosa horisontal. Dengan modal kesucian hati, kita bisa lebih kondusif dalam mendekatkan diri pada Allah melalui serangkaian ibadah yang disyariatkan.
Di samping itu praktik lahiriah yang lazim dikerjakan oleh orang-orang Islam jelang Ramadhan adalah mengkodisikan fisik dan ranah lahiriah lainnya, seperti menjaga kesehatan agar tetap prima dengan berolah raga yang teratur, mengonsumsi makanan minuman yang halal wa thayyiban tidak berlebihan dan bergizi, termasuk mempersiapkan daging meugang. Untuk maksud kesiapan lahiriah ini, kita juga melakukan sanitasi lingkungan, gotong royong, memperidah meunasah juga masjid dan tempat-tempat publik lainnya serta kediaman kita masing-masing.
Pemugaran dan penyegaran tempat-tempat ibadah juga lazim dilakukan dan disegerakan agar dapat digunakan untuk ibadah Ramadhan. Di antaranya dengan memperbaikinya, mengecat ulang dindingnya, memperbaharui karpet dan sajadahnya, mengecek sound systemnya serta melengkapi sarana prasana lainnya.
Inilah praktik baik sebagai wujud kecerdasan holistik yang direngkuh oleh orang-orang beriman. Aamiin ya Rabb
Tags:
Muhasabah Harian