Keberkahan Gladi Iman

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 2 Syakban 1443

Keberkahan Gladi Iman
Saudaraku, seperti telah disampaikan dalam muhasabah yang baru lalu bahwa bulan Syakban ini merupakan kesempatan untuk memastikan kesiapan diri dalam menjemput keberkahan Ramadhan yang akan datang sebentar lagi. Untuk menyebut aktivitas ini, bahasa yang sering digunakan adalah gladi (resik). Di antara ranah prioritas dari kesiapan diri menyongsong bulan Ramadhan adalah keimanan. Inilah yang melatari tema muhasabah hari ini sehingga diracik di bawah judul keberkahan gladi (kesiapan) iman. Dengan demikian Syakban juga sebagai bulan gladi iman.

Ya, iman itu tashdiq bi al-qalbi, ikrar bi al-lisan wa 'amalu bi al-arkan. Jadi keimanan itu menuntun kita agar membenarkan di hati akan Allah dan apapun yang datang dari padaNya. Allah maha esa kita ikrarkan di antaranya dengan melafalkan laa ilaha illallah, tiada ilah kecuali Allah. Kita juga mengamalkan apapun titah Allah, perintahNya kita indahkan dan laranganNya kita jauhi.

Ketika Allah melalui NabiNya memberi teladan berpuasa Syakban, kitapun mempercayai bahwa itu di antara syariatNya untuk kemaslahatan umat manusia, oleh karenanya semampu mungkin mesti diteladani diamalkan dan diwariskan antargenerasi. Begitu juga pensyariatan ritual ibadah lainnya.

Tetapi ya itu, karena iman merupakan totalitas kepribadian yang juga aspek ilmu dan amal berhimpun, maka di sisi mana yang kurang otomatis akan memengaruhi yajiz wa yanqushnya iman. Oleh karenanya,, meski ia terpatri di hati tetapi tetap saja yajiz wa yanqush, bertambah menaik dan menurun. Nah, mestinya kita senantiasa mewaspadai dan berhati-hati dengan menurunnya iman, dan bila terjadi maka segera men-recharge sebelum lowbatt. Karena hati bisa sakit bahkan mati.

Meski dinamis, syukur-syukur iman kita selalu menaik. Indikasi keimanan menaik adalah ketika amal ibadah semakin meningkat. Amal ibadah dapat meningkat ketika ilmu tentang Islamnya meningkat. Maka dengan intensitas pengamalan ibadah yang disertai dengan ilmu tentangnya seperti shalat fardhu maupun shalat sunah, tilawah Qur'an, dzikir, puasa sunah Syakban yang kini ditunaikan, sedekah dan ibadah-ibadah harian lainnya sejak awal bulan Syakban ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan keimanan  sekaligus untuk memastikan kesiapan kita dalam menjemput keberkahan Ramadhan. 

Karena iman, juga ilmu dan amal itu sangat-sangat personal dan mempribadi, maka yang mengetahui hal ikhwal kesejatian iman dirinya ya hanya diri sendiri dan Allah saja. Maka dalam konteks ini, absurd rasanya kita mempersepsikan iman orang lain. Mengapa? Ya karena mustahil. Nah, maka etikanya tentu tasamuh dan tidak perlu saling menilai atau mengklaim sesuatu atas sesamanya,  "lakum dinukum waliyaddin" bagimu (capaian apapun dari) agamamu, dan bagiku (apapun capaian) agamaku.

Ketika masing-masing diri berusaha istikamah meningkatkan keimanan yang bersinergi dengan peningkatan ilmu dan amal shalih, sejatinya sudah menjadi energi positif yang akan terus memengaruhi gladi kesiapan iman secara sistemik dan berkelanjutan. Di sinilah keberkahannya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu merengkuhnya. Aamiin ya Rabb

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama