Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 4 Syakban 1443
Keberkahan Gladi Amal
Saudaraku, di antara ikhtiar agar iman meningkat, di samping harus terus berdoa, juga mesti dibarengi dengan ikhtiar menambah penguasaan ilmu dan mewujudkannya dalam sikap yang baik atau beramal shalih. Inilah yang melatari muhasabah hari ini, sehingga diracik di bawah judul keberkahan gladi amal.
Ya gladi amal; memastikan kesiapan diri untuk terus beramal sejatinya harus dilakukan secara istikamah kapan saja, tetapi di bulan Syakban ini memiliki nuansa dan nilai spesial karena untuk memastikan bulan Ramadhan nantinya sudah benar-benar melembaga. Hal ini sekaligus untuk menghindari amal shalih yang dikerjakan nantinya bersifat instan. Karena amal shalih yang instan biasanya juga hanya sesaat saja, tidak menjamin bisa tahan lama. Oleh karenanya amal shalih harus dilandasi dengan niat ikhlas dan iman yang kukuh yang bersinergi dengan ilmu memadahi tentangnya.
Dalam Islam, setidaknya terdapat tiga istilah yang lazim dikaitkan dengan amal yang sejatinya saling berkelindan satu dengan lainnya yakni amal ibadah, amal shalih dan amal jariyah. Oleh karenanya ketiganya harus dijaga keikhlasan dan keistikamahannya.
Amal ibadah yakni segala perbuatan yang lazim kita lakukan dalam rangka menggapai ridha Allah ta'ala. Dalam tataran praktis amal ibadah mengerucut menjadi dua, yaitu amal ibadah mahdhah dan amal ibadah ghairu mahdhah. Amal ibadah mahdhah meliputi melakukan wudhu, mandi hadats, tayamum, syahadat, shalat, puasa, zakat, haji, umrah dan ritual yang dicontohkan oleh Nabi. Sedangkan amal ibadah ghairu mahdhah adalah segala amal perbuatan yang mendatangkan kebaikan meskipun tidak ada dalil khusus tentangnya dan dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah.
Mengingat semua amal ibadah tersebut mengandung kemaslahatan, kebaikan dan kebermanfaatan bagi manusia, maka sejatinya juga disebut amal shalih sekaligus sebagiannya sebagai amal jariyah. Jadi amal shalih adalah semua amal perbuatan, baik lahir maupun batin, yang berpengaruh positif atau bermanfaat bagi kehidupan. Sedangkan amal jariyah adalah perbuatan yang keberkahannya investatif, meski pelakunya sendiri sudah tiada. Dalam konteks ini amal ibadah itu ya amal shalih sekaligus amal jariyah bagi pelakunya. Semoga kita mengistikamahinya.
Dan tentu, amal ibadah, amal shalih dan amal jariyah yang kita lakukan diharapkan dapat diterima oleh Allah. Di antara bukti amal diterima oleh Allah adalah ia menjadi energi positif yang terus memengaruhi untuk mengulangi dan mengulangi melakukannya sehingga kebaikannya terus bertambah-tambah karenanya. Di antaranya amal ibadah, amal shalih dan amal jariyah benar-benar melembaga dalam diri dan kehidupan kita.
Ketika amal ibadah, amal shalih dan amal jariyah sudah benar-benar melembaga dalam diri dan kehidupan, maka akan terhindar dari anasir yang berpotensi merusak atau merecokinya, seperti terhindar dari riya, sum'ah dan sombong. Aamiin ya Rabb.
Tags:
Muhasabah Harian