Sri Suyanta Harsa
Muhasabah ke-2485, 29 Syakban 1443
Gladi Modal Ramadhan
Saudaraku, alhamdulillah hari ini forum muhasabah sudah berjalan genap tujuh tahun. Sembari memohon ridha Allah dalam menyambut Ramadhan tahun ini, Loentuan Sri Suyanta Harsa dan keluarga memohon maaf lahir dan batin.
Kita bersyukur hari ini sudah di ujung akhir Syakban sekaligus hampir di ujung awal Ramadhan 1443. Nah, sampai di "persimpangan" ini, mestinya ada pertanyaan muhasabah yang harus serius direnungkan. Bagaimana persiapan kita agar bisa maksimal beribadah di bulan Ramadhan kali ini? Apasaja yang sudah kita lakukan agar proses dan capaiannya menjadi lebih baik daripada Ramadhan sebelumnya? Dengan kata lain bermodal apa, kita berani-beraninya memasuki Ramadhan?
Nah, bila tuan puan setia mengikuti forum muhasabah ini, maka sejak awal hingga akhir Syakban ini sejatinya kita tengah gladi atau melihat-lihat dan merasai kesiapan internal sebagai modal memasuki Ramadhan, sehingga proses berramadhan tahun ini lebih "bermakna", outputnya "menjadi" lebih takwa, dan outcomenya lebih bahagia membahagiakan, lebih sejahtera mensejahterakan.
Untuk maksud tersebut, kita telah diingatkan tentang indah dan berkahnya puasa Syakban sebagaimana diulas dalam muhasabah ke-1, pentingnya gladi kesiapan iman (muhasabah ke-2), gladi kediapan ilmu (muhasabah ke-3), dan gladi kesiapan amal (muhasabah ke-4).
Di samping iman, ilmu dan amal, maka amat penting melakukan gladi terhadap hal-hal yang bersifat lahiriyah sekalipun seperti gladi kebersihan (muhasabah ke-5), gladi keindahan (muhasabah ke-6), gladi kesehatan (muhasabah ke-7).
Tentu, juga perlu diperhatikan kesiapan kita dalam mengistikamahi ibadah dalam keseharian kita seperti pentingnya gladi shalat (muhasabah ke-8), gladi puasa (muhasabah ke-9), gladi tilawah Qur'an (muhasabah ke-10), dan gladi dzikir (muhasabah ke-11).
Di atas segalanya juga gladi akhlaq al-karimah yang mesti direngkuh dengan kukuh. Untuk ini kita sudah diingatkan tentang gladi kepedulian (muhasabah ke-12), gladi kesabaran (muhasabah ke-13), gladi keistikamahan (muhasabah ke-14), gladi keseimbangan (muhasabah ke-15), gladi kesederhaan (muhasabah ke-16), gladi syukur (muhasabah ke-17), gladi keqanaahan (muhasabah ke-18), gladi kearifan (muhasabah ke-19), gladi ketawadhukan (muhasabah ke-20), gladi iffah (muhasabah ke-21), gladi amanah (muhasabah ke-22), gladi kejujuran (muhasabah ke-23), gladi kecerdasan (muhasabah ke-24), gladi kebersamaan (muhasabah ke-25), gladi kedermawanan (muhasabah ke-26), gladi keikhlasan (muhasabah ke-27), gladi ketakwaan (muhasabah ke-28) dan gladi modal memasuki Ramadhan (muhasabah ke-29).
Semua ini merupakan modal yang amat signifikan sehingga dengan keragaman aktivitas yang relatif banyak dan berkualitas diharapkan menjadi lebih siap menghadapi dan berproses menunaikan ibadah Ramadhan. Kalau dalam bahasa managemen kita mengenal input, proses, output dan outcome.
Input. Semua modal yang kita persiapkan tadi menjadi input, dimana semuanya berakumulasi secara integratif dalam diri orang-orang beriman yang akan memasuki ibadah bulan Ramadhan. Semoga inputnya berkualitas.
Proses. Saat kita sudah memulai dan menunaikan ibadah di bulan Ramadhan. Adapun yang lazim, pada siang harinya kita siyamu ramadhan dengan segenap pemberdayaannya dan pada malam harinya kita memaksimalkan qiyamu ramadhan dengan segala amal pendukungnya. Prosesnya diusahakan juga berkualitas
Output. Bila input dan prosesnya berkualitas, maka hasilnya tentu berkualitas. Hasilnya adalah ketakwaan yang kualitasnya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Outcome. Dan tentu input, proses dan output berkualitas akan mewujud pada outcome unggul. Orang yang bertakwa menjadi pribadi baru terbarukan, pribadi cerah tercerahkan. Inilah di antara keberkahan berniaga dengan Allah subhanahu wa ta'ala. Aamiin ya Mujibassailin
Tags:
Muhasabah Harian
Alhamdulillah luar biasa pencerahannya, mudah-mudahan menjadi pencerahan bagi kami untuk lebih .baik lagi kedepannya.
BalasHapus