Keberkahan Shalat Idul Adha

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 25 Rajab 1443

Keberkahan Shalat Idul Adha
Saudaraku, seperti halnya shalat idul fitri sebagaimana telah diingatkan dalam muhasabah yang baru lalu, shalat idul adha juga merupakan amalan sunah yang dikerjakan hanya sekali dalam setahun yaitu pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah. Ya, shalat Idul Adha yang kaifiyatnya pun sama dengan shalat idul fitri.

Setelah malamnya takbiran, dini hari tahajud bersambung shalat subuh berjamaah, maka pagi harinya disukai "berpuasa" hingga selesai shalat idul adha, kaum muslimin muslimat, besar kecil berbondong-bondong menuju ke tempat shalat idul adha. Shalatnya ditunaikan secara berjamaah di tanah lapang atau masjid, sehingga bisa sembari reuni dengan handai tolan yang sudah lama tak bersua.

Shalatnyapun ringan saja, hanya dua rakaat (rekaat pertama membaca takbir tujuh kali dan rekaat kedua lima kali) dan diiringi dengan mendengarkan atau menyampaikan kutbah  pada rangkaian shalat id di pagi hari raya idul adha.

Pelaksanaannya disenangi rada dipercepat di pagi hari raya untuk memberi kesempatan orang-orang beriman dalam menunaikan penyembelihan hewan qurban dengan lebih leluasa setelah shalat ied. Tetapi justru di sinilah keberkahannya. 

Di samping itu, shalat idul adha dan hari raya idul qurban juga sebagai momentum untuk mengingatkan diri akan kematian. Meskipun sejatinya hari raya idul adha sebagai hari kemenangan kaum muslimin setelah dapat menundukkan atau membunuh sifat kebinatangan seperti yang dilambangkan pada penyembelihan binatang qurban.

Dengan ibadah qurban, Allah menghendaki peningkatan ketakwaan dan kepatuhan kita hamba-hambaNya kepada-Nya sehingga lebih dekat pada Allah (taqarub ilallah). Ya mendekatkan kepada Allah dengan cara mendekati dan berbagi kepada sesama insani.

Hari raya idul adha juga sebagai hari kemenangan kaum muslimin dalam rangkaiannya dengan pelaksanaan ibadah haji. Dimana dalam pelaksanaannya, kaum muslimin ketika berhaji dituntut melepaskan diri dari segala atribut keduawian untuk berserah diri dan menghadap kepada Allah semata. Ketika berhaji tidak mengenal diskriminasi, semuanya seragam putih tanpa embel-embel yang lain, meskipun selama ini di kampung halaman sebagai pejabat atau jendral atau apapun juga. Bukankah ini persis seperti prosesi kematian, dimana hanya dengan tiga atau lima helai kain kafan sajs yang menyelimuti diri di antar ke liang lahat. 

Dari aspek sejarah kenabian, bukankah shalat Id dan hari raya idul adha  diperingati setelah menerima wahyu terakhir yaitu surat al-Maidah 3 yang menandai telah sempurnanya wahyu al-Qur’an. Artinya setelah ini tidak akan turun wahyu al-Qur'an lagi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hari raya idul adha, di samping mengingatkan kita kepada hari berqurban, sebenarnya juga mengingatkan kita akan saat kematian. 

Tradisi mudik; pulang ke kampung halaman pada hari raya idul adha sebenarnya cenderung lebih dekat untuk mengingatkan kita akan kampung halaman yang sejati yaitu akhirat. Suatu saat kelak kematian adalah haq, benar dan nyata. Alam kubur adalah haq, benar dan nyata. Pertanyaan munkar dan nakir di alam kubur adalah haq, benar dan nyata. Siksa dan nikmat kubur adalah haq, benar dan nyata. Semoga kita memperoleh nikmat disana kelak. Hari dibangkitkan dari alam kubur adalah haq, benar dan nyata. Mizan atau timbangan kebaikan dan keburukan adalah haq, benar dan nyata. Surga dan neraka adalah haq, benar dan nyata. Semoga kita kembali ke surga. 

Oleh karena itu selagi masih dikaruniai hidup dan mumpung masih dalam suasana hening sepi di dini hari ini sembari menanti subuh nan berkah, mari kita segera bangun untuk menjemput karunia Allah ta'ala, guna menyucikan hati kita, mengasah akal budi kita, menyehatkan fisik kita. Pastikan segera bersuci, mengambil air sembahyang; mengenakan pakaian indah yang kita miliki untuk "sowan" menghadap pada Allah melalui shalat malam, shalat syukrul wudhu dua rakaat, shalat tahajud 4, 4, 3 (atau 2, 2, 2, 2, dan 3), dzikir, tilawah al-Qur'an,  bermunajat kepada Allah memohon ampunan dan berharap agar Allah memberi hidayah kepada kita sehingga fisik kita sehat wal afiat, rezeki melimpah, ilmu dan hikmah meluas, dan hati senantiasa bersyukur. Aamiin ya Rabb

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama