Keberkahan Shalat Dhuha

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 20 Rajab 1443

Keberkahan Shalat Dhuha
Saudaraku, karena sebagai makhluk siang hari, maka secara umum manusia beraktivitas dan bekerja mencari rezeki juga di siang hari. Inilah mengapa orang-orang beriman memulai beraktivitas harian dan mencari penghidupan di pagi hari setelah sebelumnya pada dini hari sudah menghidupkannya dengan qiyamul lail yang terangkai dengan shalat subuh dan shalat isyraq. 

Alangkah berkahnya bila dapat mengawali aktivitas harian, seperti bekerja mencari penghidupan atau belajar atau mengajar dengan berdoa, memohon karunia Allah melalui shalat dhuha. Ya shalat dhuha merupakan shalat sunah dua hingga 12 rakaat (dua rakaat dua rakaat sekali salam) yang bisa dikerjakan ketika matahari sudah sepenggalahan naik hingga jelang dhuhur.

Secara praktis, shalat dhuha dapat dilakukan di kediaman masing-masing sebagai pembuka keberkahan sebelum berangkat beraktivitas kerja di kantor atau di pasar atau di tempat kerja madlahah lainnya, sebelum ke kampus, atau sebelum berangkat sekolah.

Kita persembahkan kesiapan diri kita hari ini kepada Allah terlebih dahulu sebelum ke yang lainnya. Kesiapan fisik yang sehat wal afiat, pakaian baru yang kita kenakan, pikiran yang kita curahkan, hati yang kita tundukkan untuk mengabdi pada Ilahi sebelum kepada lainnya. Ini menunjukkan prioritas hidup dan kehidupan kita.

Mengapa ini penting? Secara alamiah, pagi hari menawarkan udara yang bersih, suasana yang bugar sehingga vitalitas, ghirah dan gairah bekerja relatif tinggi dan berangsur surut menyesuaikan dengan kondisi alamiyah yang berjalan. 

Nah, secara lahiriyah di saat beraktivitas apa saja kita memulai dengan iringan doa melalui shalat dhuha, tetapi secara substantif sejatinya kita menyertakan Allah dalam setiap langkah amaliah kita. Setidaknya ma'iyatullah terasa, sehingga menuai keberkahan demi 
keberkahan.

Di samping itu, bukankah kita meyakini bahwa hidup, mati, nasib dan rezeki itu urusan Allah, dan kita tinggal menjalani dengan tetap mengikuti sunatullahNya yang sangat rapi? Oleh karenanya doa yang terangkai secara formal dalam shalat sejatinya merupakan ranah mujahadah yang sistemik dengan ranah ijtihadiyah dan jihad dalam menggapai keridhaanNya.

Coba kita renungpikirkan doa yang lazim dibaca. 


Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkan lah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkan lah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih ."

Aamiin ya Rabb

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama