Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Duka Cita atas Berpulangnya Prof. Dr. H. Farid Ibrahim, MA ke haribaanNya
Selamat Beristirahat Guru, Sang "Singa Podium"
Saudaraku, terhadap guru kita yang barusaja meninggal dunia terdapat suatu kondisi umum yang kita rasakan yakni "menangisi " kewafatannya, minimal merasa kehilangan. Ya kehilangan karena kebaikannya. Apalagi susah mencari gantinya. Mengapa ada orang-orang yang kematiannya ditangisi?
"Kepergian" seseorang ditangisi, dikarenakan dirinya penuh pesona. Pesona diri merupakan apresiasi akumulatif atas ketrampilan, ilmu pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki seseorang yang mewujud dalam karya nyata, kerja cerdas, amal ikhlas, sikap peduli, perilaku mulia dan ragam prestasinya, sehingga menjadi penanda akan keunggulan dirinya dan capaian pada masanya.
Dalam praktiknya kita bisa merasakan sendiri, mengapa kepergian seseorang menghadap Allah ta'ala ditangisi oleh keluarga atau bahkan oleh banyak orang di sekitar kehidupannya? Saat mendengar kabar duka kepulangannya ke haribaan Ilahi, bukan saja ucapan belasungkawa yang sangat banyak, tetapi juga mendatangi kediamannya tempat jenazahnya disemayamkan, setelah dimandikan dan dikafani oleh keluarganya lalu turut menshalatkannya, mengantarkan ke peristirahatan terakhirnya sembari terus berdoa untuk keampunan dirinya dan keikhlasan keluarganya.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa seseorang yang ditangisi dan dirindunantikan itu karena ia telah meninggalkan nama baik (baca, jasa, prestasi, kesan kebaikan, kesalihan, keramahan, kenyamanan, kesejahteraan, kepemurahan, kerupawanan dan seterusnya). Maka selama ini kita lazim mendengar ujaran hikmah bahwa gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati atau pergi atau dipindahtugaskan meninggalkan nama.
Nama baik seseorang mengakomodir totalitas kepribadiannya yang menarik, baik fisik, akal pikiran, perasaan, dan hatinya. Fisik lahiriyahnya tampak sehat, bugar, rupawan, tampan/cantik, semampai, menawan, menarik, rapi, pakaiannya islami juga serasi dan terampil. Secara intelektual tampil sebagai pribadi yang cakap, pintar, genius, intelek, dan memiliki kemandirian dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perasaannya mewujud pada halusnya budi pekerti, care, peduli, sensitif, apresiatif, berjiwa sosial yang senantiasa bisa merasakan apa yang dialami oleh sesamanya. Berinteraksi berkomunikasi dengan sesamanya dan memahami keadaannya, berinteraksi sosial yang bermartabat, dan bermasyarakat yang berkeadaban. Hatinya baik tampil menjadi tekadan, figur uswatun hasanah, beriman kepada Allah, beramal shalih, bertakwa, sabar, qanaah, 'iffah, wara' dan memeluk akhlaqul karimah lainnya.
Kita dan orang-orang yang masih hidup menangisi kewafatan seseorang, tetapi para guru kita yang wafat justru tersenyum bahagia sembari melafalkan kalimat thayibah laa ilaha illallah karena diperlihatkan taman surga menantinya.
Semasa hidupnya, bergerak atau bekerja memenuhi kebutuhan keluarga dan melayani sesama, tentu ada masa merasakan lelah dan capek di usia senja. Ketika sudah beramal dan beraktivitas seharian, maka diperlukan istirahat. Dan ternyata sebaik-baik istirahat adalah tidur. Nah, logika ini kalau dilanjutkan maka sebaik-sebaik tidur adalah tidur yang tidak bangun-bangun lagi alias istirahat panjang sekali, selama-lamanya, kembali je haribasn Ilahi Oleh karenanya ketika mengantar jenazah ke kuburnya, kita sebut sebagai tempat peristirahatan terakhir. Suatu saat nanti kemudian akan dibangunkan kembali oleh Allah, insyaallah bersama kakek neneknya, ayah-ibunya, istri atau suaminya, anak-anak buyutnya dan keluarga yang seiman setakwa diarak laksana pawai menuju ke surgaNya Allah ta'ala.
Sehubungan dengan muhasabah ini, maka dzikir pengkodisian hati penyejuk kalbu gunaà menjemput hidayahNya adalah membasahi lisan dengan lafal ya Allah ya 'Muhyi ya Allah ya Mumitu ....dan seterusnya. Ya Allah, zat yang hidup, zat yang maha menghidupkan dan maha mematikan, tunjukilah kami agar menjadi orang-orang yang pandai mensyukuri karuniaMu.
Tags:
Muhasabah Duka Cita
Husnul khotimah... Surga menantimu wahai guru kami... Smg Allah mengampuni segala dosa dan khilaf beliau... Allohummaghfirlaha warhamha, wa'afiha, wa'fu 'anha.. Aamiin YRA... 😭🤲🤲
BalasHapus#Allohummaghfirlahu, warhamhu, wa'afihi, wa'fu 'anhu... # afwan🙏🙏
BalasHapusinnalillahiwainnailaihirajiun..husnul khatimah..
BalasHapusYaa rabbi.... Saya bersaksi bahwa Guru Kami Farid Wajdi bin Ibrahim adalah orang Baik, tempatkanlah Beliau ditempat terbaik disisiMu
BalasHapus