Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 9 Dzulhijjah 1442
Doa Untuk Negeri
Saudaraku, setelah sebelumnya berdoa agar dianugrahi anak yang shalih, istikamah mendirikan shalat dan berharap ampunan, maka tema muhasabah hari ini kita masih belajar dari doa atau permohonan Nabi Ibrahim as yang termaktub dalam al-Qur’an berikutnya yakni doa permohonan untuk negeri agar aman, damai dan sejahtera.
Allah berfirman yang artinya Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud". Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali". (Qs. Al-Baqarah 124-125)
Inilah pragmen kehidupan Nabi Ibrahim as dan keluarganya yang diabadikan dalam al-Qur'an. Setelah berkidmat pada Masjidil Haram, Nabi Ibrahim berdoa memohon keamanan, kedamaian dan kesejahteraan bagi negeri dan umat Islam. Betapa tidak, setelah Fathu Makkah, maka negeri Makkah benar-benar aman seaman-amannya hingga kini bahkan hingga akhir masa. Di samping sebagai tujuan dan pelaksanaan ibadah haji dan umrah, Makkah dan Arab Saudi umumnya menjadi negeri yang kemudian dikenal petro dolar benar-benar surga dunia, aman, sentosa, dan sejahtera.
Doa Nabi Ibrahim as benar-benar luar biasa. Coba bayangkan saat beliau harus meninggalkan istrinya tercinta, Siti Hajar dan Ismail anaknya yang masih bayi di Bakkah (Makkah) sebagai kawasan padang pasir yang gersang. Hal ini direkam oleh Allah dalam firmanNya yang artinya Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibarahim 37)
Seorang suami tidak mudah meliwati ujian iman seperti ini, tetapi demi melaksanakan titah Allah, Nabi Ibrahim menguatkan hatinya seraya meyakini bahwa Allah pasti selalu menyertainya dan menyertai istri dan anaknya. Demikian juga bagi seorang istri Siti Hajar, yang begitu pasrah pada keputusan suaminya Ibrahim, karena Allah pasti tidak menelantarkannya.
Benar kiranya, dengan dianugrahkanNya "sumur" zam-zam, sebagai sumber kehidupan apalagi di padang pasir, Makkah kemudian menjadi tempat singgah para kafilah dagang, para peziarah dan tempat hunian. Dalam prosesnya yang panjang, di samping sebagai Kota Suci kiblat internasional peribadatan, Makkah juga menjadi Kota Perdagangan dunia yang mempertemukan para kafilah, saudagar dari berbagai-bagai negeri.
Tags:
Muhasabah